YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Warga Bayen, Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta kepastian relokasi pemakaman di daerahnya yang terdampak tol Solo-Yogyakarta.
Pasalnya ada dua kompleks pemakaman di wilayah Bayen yang terdampak tol tersebut.
Sejumlah warga pun mengelar aksi dengan membentangkan spanduk untuk menyampaikan harapan mereka terkait kepastian relokasi dua kompleks pemakaman tersebut.
Aksi yang diikuti sejumlah warga ini dilakukan pada Rabu (7/2/2024) kemarin.
Baca juga: Bus Pariwisata Diduga Mengalami Rem Blong Sebelum Kecelakaan di Bantul
Dukuh Bayen Mukti Sukamdani mengatakan, warga mengelar aksi untuk meminta kepastian terkait relokasi kompleks makam yang terdampak tol Solo-Yogyakarta.
"Ini (demo) inisiatif warga. Yang pada intinya memang bertujuan ada perhatian khusus dari pihak panitia tolnya, biar ada kejelasan," ujarnya, saat dihubungi, Jumat (9/2/2024).
Mukti menyampaikan, di Padukuhan Bayen ada dua kompleks pemakaman yang terdampak pembangunan tol Solo-Yogyakarta.
Satu kompleks terdampak seluruhnya dan satu kompleks lagi hanya terdampak sebagian.
Dua kompleks pemakaman yang terdampak tersebut imbuhnya, berada di tanah Sultan Ground.
Baca juga: 9 Cara Mencegah Pecah Ban Mobil di Jalan Tol, Apa Saja?
Baca juga: Saat Malaysia Gratiskan Jalan Tol Selama 4 Hari Lebaran...
Menurut Mukti, saat ini pembangunan jalan tol memang belum sampai di Padukuhan Bayen.
Namun demikian, sebelum pembangunan tol masuk ke Padukuhan Bayen, warga meminta kejelasan soal lahan pengganti pemakaman yang terdampak.
"Sebelum masuk di wilayah kami, warga meminta kejelasan tentang pemindahan makam ini," tegasnya.
Diungkapkan Mukti, warga mendukung pembangunan jalan tol tersebut. Hanya saja, warga meminta kepastian soal lahan pengganti dua pemakaman yang terdampak tersebut.
"Kalau masalah pembangunan tol sebenarnya dari warga itu nggak menolak, intinya mendukung. Cuman karena fasum yang dimiliki warga Bayen dalam wujud makam kok sampai sekarang belum ada kejelasan," tuturnya.
Padukuhan akan mengirim surat ke Panitikismo.
Baca juga: Sampaikan Sikap, UPN Veteran Yogyakarta Serukan Pemilu Tanpa Intervensi dan Provokasi
"Intinya ada kejelasan makamnya di mana, yang jelas tidak ada konflik-konflik yang nanti terjadi setelah nanti makam yang baru itu ada. Jadi harus ada persetujuan dengan tanah kanan kirinya juga," urainya.
Mukti menuturkan, sebelum digelarnya aksi, sudah ada pertemuan dengan pihak tol.
Hanya saja, warga belum mendapatkan kepastian soal tanah pengganti untuk pemakaman yang terdampak.
"Kemarin (Kamis), saya sudah bertemu dengan pihak pengelola tol sama BPN. Itu dari pihak pengelola tol sama BPN itu ya intinya masih menunggu kejelasan juga, karena kan terkait dengan Sultan Ground," bebernya.
Baca juga: Update Kecelakaan Bus Pariwisata di Bantul, Korban Meninggal Jadi 3 Orang
Menurut Mukti, Kelurahan Purwomartani sebenarnya sudah menyiapkan tanah pengganti. Hanya saja masih menunggu proses perizinan.
Mukti mengungkapkan padukuhan rencananya akan mengirimkan surat ke Panitikismo, Keraton Ngayogyakarta selaku yang mengurusi soal Sultan Ground. Saat ini draf surat tersebut sedang dalam proses.
"Rencananya saya akan mengajukan surat ke Panitismo selalu dinas dari keraton yang menangani masalah pertanahan. Iya surat dari padukuhan, intinya minta dibantu untuk kejelasan terkait tanah pengganti makam itu," pungkasnya.
Baca juga: Video Viral WNA Nyasar Masuk Tol di Makassar Pakai Motor, Polisi: Pakai Google Maps
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.