Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sivitas Akademika UIN Yogyakarta Sampaikan Seruan Moral Kalijaga, Desak Presiden Jadi Teladan Etik

Kompas.com - 05/02/2024, 12:44 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sivitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menyampaikan "seruan moral Kalijaga", Senin (5/2/2024). Seruan moral ini mencermati situasi sosial-politik Indonesia khususnya jelang Pemilu 2024,

Koordinator seruan moral Kalijaga, Achmad Uzair mengawali pembacaan seruan moral dengan kata-kata Sunan Kalijaga berbahasa jawa.

"Aja ketungkul marang kalungguhan, kadonyan kan kemareman'. Jangan terlena dengan jabatan dan hal-hal yang bersifat duniawi. Kutipan dari Kanjeng Sunan Kalijaga," ujar Achmad Uzair saat membacakan seruan moral Kalijaga di halaman laboratorium agama Masjid Sunan Kalijaga, Senin (5/02/2024).

Baca juga: UGM dan UII Kritik Jokowi, Sultan: Sekarang Bagaimana Pemerintah Menanggapi

Mencermati kondisi saat ini, dia menyebut terdapat banyak perilaku yang menunjukkan sikap bertentangan dengan cita-cita ideal demokrasi, nilai-nilai luhur Pancasila, dan norma agama.

"Ironisnya, itu dilakukan oleh aparatur negara," ucapnya.

Menurutnya, aparatur negara yang seharusnya bersikap netral di pemilu justru menunjukkan kecenderungan penggunaan instrumen kekuasaan demi kepentingan politik sesaat, kawan dekat, dan kekerabatan.

"Pemilu sejatinya menjadi ruang transisi kepemimpinan yang deliberatif. Namun dengan mengamati fenomena mutaakhir, justru mengalami degradasi sebagai ruang transaksional yang intimidatif," ucapnya.

Kecenderungan ini mereduksi insitusi demokrasi menjadi sebatas legal-prosedural tanpa substansi. Selain itu juga berpotensi melemahkan kepercayaan masyarakat pada negara dan membahayakan integrasi sosial.

Achmad Uzair kemudian membacakan poin-poin pernyataan sivitas akademika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyikapi situasi tersebut. Berikut poin-poin tersebut:

  1. Sivitas akademika UIN Sunan Kalijaga mengingatkan semua pihak untuk bersama-sama menguatkan pakta integritas, menjunjung tinggi spirit konstitusi dan praktik politik yang menguatkan atkan nilai-nilai demokrasi, menjaga kepercayaan publik pada lembaga negara, sistem politik dan menghindari penyalahgunaan kekuasaan.
  2. Mendesak Presiden RI sebagai kepala negara untuk menjadi teladan etik bagi semua aparat di bawahnya dalam menjaga netralitas dan menjamin proses politik yang sedang berlangsung secara demokratis, tanpa kekerasan (kekerasan fisik maupun psikis), mewujudkan pemilu yang luber (langsung, umum, bebas, rahasia), jujur, dan adil," tuturnya.
  3. Mendukung lembaga-lembaga penyelenggara Pemilu untuk bekerja secara profesional dan imparsial, demi menjaga kepercayaan publik pada institusi demokrasi. Menyerukan kepada para kontestan pemilu mulai dari capres-cawapres, calon anggota DPD, DPR-RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota untuk memberi contoh perilaku dan budaya politik yang bersih dan bijak.
  4. Mendorong terselenggaranya pemilu yang bermartabat, bebas politik uang, menghormati perbedaan pilihan politik, dan menjaga kerukunan serta perdamaian di tengah masyarakat.
  5. Menyerukan kepada semua masyarakat sipil, termasuk media dan tokoh agama, agar turut berperan memberikan informasi yang berimbang demi terciptanya Pemilu yang berkualitas," ungkapnya.

Membunyikan Klakson

Dia mengatakan ada nilai-nilai demokrasi yang harus dijunjung. Saat ini yang dikhawatirkan, nilai-nilai itu sedang digerus perlahan.

"Semua tatanan institusi itu ada nilai dan nilai itu yang kita khawatirkan sedang tergerus perlahan. Ini kita membunyikan klakson," tegas Achmad Uzair saat menemui wartawan usai membacakan seruan moral.

Achmad Uzair menuturkan saat ini bangsa Indonesia sedang berada dalam perjalanan demokrasi. Tetapi perjalanan ini penuh tantangan.

Baca juga: Sivitas Akademika Kampus Mulai Ramai Kritik Jokowi, UMY: Hilangnya Etika Bernegara

"Ada indikasi perjalanan ini nggak aman, kecuali kita kembali menguatkan nilai-nilai demokrasi. Kita membunyikan klakson agar semua penumpang dan driver nya sama-sama berhati-hati agar perjalanan kita merayakan demokrasi selamat sampai tujuan," ungkapnya.

Ditegaskan Achmad Uzair, seruan moral sivitas akademika UIN bukanlah partisan. Seruan moral ini merupakan bagian dari panggilan untuk menyuarakan kebenaran.

"Kami datang bersama-sama ini sebagai bagian dari kelompok intelektual. Tugas kami sebagai ilmuan adalah mencari kebenaran, mengatakan kebenaran," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Melihat Ratusan Mobil Kuno di Magelang, dari VW sampai Buick Riviera

Melihat Ratusan Mobil Kuno di Magelang, dari VW sampai Buick Riviera

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Libur Panjang, Jip Wisata Lava Tour Merapi Diserbu Wisatawan

Libur Panjang, Jip Wisata Lava Tour Merapi Diserbu Wisatawan

Yogyakarta
BPBD Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Bangun Rumah Tahan Gempa

BPBD Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Bangun Rumah Tahan Gempa

Yogyakarta
Sopir Ngantuk Berat, Mobil Muatan Beras Terjun ke Sungai Kulon Progo

Sopir Ngantuk Berat, Mobil Muatan Beras Terjun ke Sungai Kulon Progo

Yogyakarta
Perahu Dihantam Ombak, Nelayan di Gunungkidul Terombang-ambing di Lautan

Perahu Dihantam Ombak, Nelayan di Gunungkidul Terombang-ambing di Lautan

Yogyakarta
Libur Panjang, Persewaan iPhone di Gunungkidul Laris Diburu Anak Muda

Libur Panjang, Persewaan iPhone di Gunungkidul Laris Diburu Anak Muda

Yogyakarta
Sampah Diduga dari Luar Gunungkidul Dibuang Sembarangan di Tengah Hutan

Sampah Diduga dari Luar Gunungkidul Dibuang Sembarangan di Tengah Hutan

Yogyakarta
Wakil Bupati dan Eks Sekda Sleman Berebut Tiket Pilkada dari PDI-P

Wakil Bupati dan Eks Sekda Sleman Berebut Tiket Pilkada dari PDI-P

Yogyakarta
5 Nama Daftar Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui PDI-P, Siapa Saja?

5 Nama Daftar Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui PDI-P, Siapa Saja?

Yogyakarta
Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

Yogyakarta
Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Yogyakarta
Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Yogyakarta
Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com