KOMPAS.com - Pelantikan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang digelar serentak di Kabupaten Sleman pada Kamis (25/1/2024), viral di media sosial.
Penyebabnya karena snack kegiatan tersebut tak layak, bahkan disebut sama dengan snack saat acara kematian.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman menyebut, kejadian tersebut kesalahan vendor atau pihak ketiga penyedia jasa konsumsi.
Ketua KPU Sleman, Ahmad Baehaqi mengaku tahu hal tersebut pada pukul 07.30 WIB.
Baca juga: Anggota KPPS Geruduk Kantor KPU Sleman, Pertanyakan soal Snack Lelayu dan Uang Transport
Ia juga kaget dengan snack tersebut karena anggaran yang disiapkan untuk pelantikan anggota KPPS yang dilakukan serentak adalah Rp 15.000 hingga Rp 16.000 per pack.
Menurut dia, perencanaan pengadaan snack pelantikan anggota KPPS ada di sekretariat, selaku kuasa pengguna anggaran.
Ia menjelaskan awalnya konsumsi pelantikan akan diserahkan ke Panitia Pemungutan Suara (PPS) tingkat kalurahan.
Tetapi ada arahan tidak bisa diturunkan ke bawah sehingga pada akhirnya sekretariat menunjuk vendor atau pihak ketiga.
Awalnya semua sudah dikoordinasikan. Pihak ketiga juga sudah berkoordinasi dengan PPS untuk menentukan jadwal maupun tempat pelantikan.
"Setelah final, ternyata fakta di lapangan, konsumsi yang tersedia tidak layak atau konsumsi yang ada tidak memanusiakan. Karena dengan anggaran Rp 15.000 ini kok penyediaan konsumsinya hanya seperti itu," kata dia.
Baca juga: Antisipasi Petugas KPPS Sakit, KPU Kota Kediri Siapkan Tim Medis dan BPJS Kesehatan
"Snack seharga Rp 15.000, sekitar 24 ribu KPPS dan mereka (vendor) sanggup. Dalam rapat menyatakan sanggup, dia katanya punya titik-titik yang bisa membantu di setiap kapanewon," ucapnya di hadapan para dukuh dan KPPS, Jumat (26/1/2024).
Yuyud mengungkapkan, vendor juga menyatakan siap memfasilitasi transportasi. Termasuk untuk distribusi snack ke lokasi-lokasi pelantikan KPPS.
"Ternyata di hari H, bapak ibu menemui sendiri snack itu seharga Rp 2.500. Kami tahu karena mereka kami panggil, kami pertemukan dengan bapak Jogoboyo seluruh kelurahan, ternyata dia (vendor) menurunkan seharga Rp 2.500," tuturnya.
Baca juga: 20.965 Anggota KPPS di Purworejo Dilantik, Dilarang Like, Komen, dan Share soal Capres-Cawapres
Dari kejadian itu, KPU Sleman langsung mengambil langkah tegas dengan memberhentikan vendor tersebut.