Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usung Tema Luminescene, JAFF Ke-18 Pijarkan Sinema Asia

Kompas.com - 26/11/2023, 13:59 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Andi Hartik

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) ke-18 kali ini mengusung tema luminescene.

Executive Director JAFF Ajish Dibyo menjelaskan, luminescene adalah kata yang digunakan untuk meresonansi pijaran atau cahaya yang merupakan intepretasi kekuatan karakter baik untuk seseorang atau komunitas.

"Luminescene dalam konteks ini membicarakan pijaran dari sinema Asia. Sinema Asia jadi salah satu paling kuat di dunia," ujarnya saat ditemui pada acara pembukaan JAFF ke-18 di Kota Yogyakarta, Sabtu (25/11/2023).

Baca juga: IPL Tol Yogyakarta-YIA Terbit, Lahan di 18 Desa Bakal Terdampak Pembangunan

Menurut Ajish, sinema Asia sekarang memiliki perbedaan yang tidak dimiliki oleh sinema di tempat lain. Bahkan menurutnya, banyak sinema Asia yang kerap berada di posisi yang strategis di festival-festival internasional.

"Tidak jarang film Asia mendominasi award di festival besar," katanya.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Targetkan Akhir Desember Alat Pengolah Sampah Beroperasi

Sinema Asia naik daun sejak 2010, dan dikukuhkan dengan menangnya film Parasite pada ajang Oscar.

Beberapa negara Asia yang sudah menunjukkan kelebihan di bidang sinema seperti Jepang, China, dan India. Tetapi, saat ini film-film dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia sudah mampu untuk menandingi film-film dari negara tersebut.

"Pada faktanya film-film Indonesia mendapat posisi strategis di festival film besar. Misalnya film Ali Topan di Gaspar, Bussan," jelas Ajish.

Ajish mengatakan, kekuatan sinema-sinema Asia, terutama Indonesia, adalah kultur atau budaya yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain.

"Salah satunya keunikan tema. Misalnya kita punya konsep gotong-royong yang pada pandemi Covid-19 negara besar kolaps kita enggak, eksotisme kita berbeda, karakter kita sekuat itu," kata dia.

"Begitu kita ngomongin kultur cabangnya banyak banget, cara pandang, merespons hidup berbeda," bebernya.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X dalam keterangan tertulis mengatakan, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bangga atas keberlangsungan Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) yang telah melalui berbagai situasi seperti gempa bumi (2006), letusan Gunung Merapi (2010) dan bencana alam.

"Pandemi Covid-19 (2020-2021), tahun lalu JAFF menandai kembalinya kehidupan normal, sehingga tahun ini saya berharap festival ini dapat mempercepat pembangunan daerah," katanya.

Tema festival luminescene yang menekankan perspektif inklusif dalam sinema.

"Prinsip ini sesuai dengan Rencana Penanggulangan Bencana DIY 2022-2027 yang bertujuan mewujudkan pembangunan DIY yang inklusif dan berkelanjutan berdasarkan keseimbangan aspek sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup," katanya.

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menekankan pemulihan ekonomi dan kesehatan pascapandemi yang inklusif.

"Saya yakin seluruh kegiatan seni dan budaya mempunyai peranan penting dalam pembangunan daerah yang inklusif. Saya berharap JAFF dapat merangkul semua orang tanpa memandang status sosial, budaya, ekonomi, dan disabilitas mereka karena film adalah media yang tepat untuk menyampaikan pesan-pesan inklusivitas," kata Sultan.

Selain itu, budaya film di DIY yang telah berkembang selama dua dekade telah mendorong perspektif dan cara produksi yang inklusif. JAFF memainkan peran penting dalam membentuk karakter budaya film yang berbeda.

"Saya konsisten mendukung penerapan JAFF sebagai wujud karakter inklusif DIY. Acara ini terus menyebarkan karakter unik dan daya tariknya secara global dengan memanfaatkan nilai-nilai budaya Jawa yang berbeda. Festival ini memadukan mobilisasi sumber daya (golong gilig) secara terpadu (sawiji), kegigihan dan kerja keras yang dinamis (greget), disertai rasa percaya diri (asli), dan kegigihan apa pun risikonya (ora mingkuh)," bebernya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com