Hanya saja, Janu Riyanto mengatakan agar ke depanya kelompok-kelompok tani yang ada dilibatkan jauh-jauh hari terkait rencana ini.
"Memang saya menilai itu besok lagi kalau ada pematian, jauh hari itu, kami P3A atau kelompok tani itu diajak rembugan, karena posisi seperti ini itu kaitanya dengan penanaman," tegasnya.
Diakui Janu, dimatikanya aliran Selokan Mataram tentu berdampak pada tanaman pertanian. Terlebih di wilayahnya ada yang sedang mengolah lahan.
"Dampaknya tentu masalah penanaman kita akan terganggu, karena juga di wilayah kami saat ini juga ada yang baru mengolah lahan," bebernya.
Janu mengungkapkan telah melakukan langkah dengan membangun sumur-sumur ladang yang dibantu oleh kalurahan serta Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan. Sehingga dengan adanya sumur ladang ini dapat memenuhi kebutuhan air pertanian.
Hanya saja kendala yang dialami petani adalah sulit memperoleh BBM. Terkait kendala tersebut, Janu Riyanto berharap agar para petani lebih dipermudah untuk mendapatkan BBM.
"Untuk sumur ladang ini kami sudah banyak, namun kita terkendala dengan aturan-aturan pembelian BBM yang mana kita tidak bisa membeli dengan jeriken, harus dengan surat dari kelurahan dan UPT atau Dinas Pertanian," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.