Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekaten, Hajad Dalem Keraton Yogyakarta di Bulan Mulud

Kompas.com - 24/09/2023, 22:10 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Setelah itu, Sultan akan mengikuti pembacaan riwayat Nabi Muhammad yang dibawakan Abdi Dalem Pengulu di serambi Mesjid Gedhe dari awal hingga akhir.

Di tengah pembacaan riwayat Nabi Muhammad, Sultan akan menerima persembahan Sumping Melati dari Abdi Dalem Punokawan Kaji.

Sumping Melati yang dikenakan di telinga kiri merupakan simbol bahwa Sultan sebagai raja senantiasa mendengar aspirasi dan pendapat rakyatnya dan akan melaksanakan harapan rakyatnya tersebut.

Setelah Abdi Dalem Pengulu selesai membacakan riwayat Nabi Muhammad, maka Sultan akan memberi salam kepada hadirin dan kembali ke Keraton.

Pada malam tanggal 12 pukul 23.00 WIB, Gangsa Sekati juga akan berhenti ditabuh.

Kemudian dilakukan Kondur Gangsa yaitu prosesi dilepasnya kembalinya Gangsa Sekaten (Kyai Gunturmadu dan Kyai Nagawilaga) untuk disimpan kembali ke dalam Keraton.

Rangkaian upacara Sekaten pun telah selesai dan dilanjutkan dengan acara penutup yaitu Garebeg Mulud pada keesokan harinya.

Pasar Malam Bukan Bagian dari Sekaten

Jika dilihat dari penjelasan tersebut, tidak dijelaskan adanya prosesi pasar malam dalam rangkaian acara Sekaten di Keraton Yogyakarta.

Terkait hal tersebut, Tepas Tanda Yekti Keraton Yogyakarta Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Tirtawijaya membarikan penjelasannya.

“Sekaten dengan pasar malam berbeda prinsipnya bagi keraton. Jadi pasar malam dengan Sekaten berbeda. Mindset-nya masyarakat, Sekaten itu pasar malam, sebenarnya tidak. Itu hal yang berbeda,” ucap Tirtawijaya kepada Kompas.com, Jumat (22/9/2023).

Tirtawijaya juga menjelaskan bahwa tujuan Keraton Yogyakarta menggelar Sekaten adalah untuk syiar budaya sekaligus syiar agama.

Diketahui pada masa itu masyarakat tidak memiliki banyak pilihan untuk hiburan, sehingga Sekaten dijadikan wahana atau wadah untuk syiar penyebaran agama Islam.

“Pada waktu itu penganut agama Islam tidak terlalu banyak di wilayah kita. Jadi dengan adanya Sekaten, masyarakat menuju tempat tersebut. Setelah datang di area sekaten, ada acara syahadatain atau mengislamkan masyarakat yang ingin masuk melalui syiar budaya,” jelasnya.

Jadi setelah dilakukan syahadatain, itu digelar dakwah yang bisa diikuti masyarakat.

Namun ternyata hal itu membuat Belanda takut dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan Keraton Yogyakarta.

“Setiap ada perkumpulan selalu curiga (Belanda), akhirnya membuat siasat acara Sekaten fokusnya dipecah dengan adanya pasar malam,” ucap dia.

Strategi Belanda itu kemudian membuat fokus Sekaten pun menjadi terpecah karena ada pasar malam.

Sumber:
kemenag.go.id  
kratonjogja.id  
kratonjogja.id  
travel.kompas.com  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sampah Dibuang di Kawasan Karst, Sumber Air Gunungkidul Dikhawatirkan Rusak

Sampah Dibuang di Kawasan Karst, Sumber Air Gunungkidul Dikhawatirkan Rusak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Sejarah Benteng Keraton Yogyakarta dan Bagian-bagian Bangunannya

Sejarah Benteng Keraton Yogyakarta dan Bagian-bagian Bangunannya

Yogyakarta
5 Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir untuk Jemaah Haji Indonesia

5 Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir untuk Jemaah Haji Indonesia

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Melihat Ratusan Mobil Kuno di Magelang, dari VW sampai Buick Riviera

Melihat Ratusan Mobil Kuno di Magelang, dari VW sampai Buick Riviera

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Libur Panjang, Jip Wisata Lava Tour Merapi Diserbu Wisatawan

Libur Panjang, Jip Wisata Lava Tour Merapi Diserbu Wisatawan

Yogyakarta
BPBD Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Bangun Rumah Tahan Gempa

BPBD Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Bangun Rumah Tahan Gempa

Yogyakarta
Sopir Ngantuk Berat, Mobil Muatan Beras Terjun ke Sungai Kulon Progo

Sopir Ngantuk Berat, Mobil Muatan Beras Terjun ke Sungai Kulon Progo

Yogyakarta
Perahu Dihantam Ombak, Nelayan di Gunungkidul Terombang-ambing di Lautan

Perahu Dihantam Ombak, Nelayan di Gunungkidul Terombang-ambing di Lautan

Yogyakarta
Libur Panjang, Persewaan iPhone di Gunungkidul Laris Diburu Anak Muda

Libur Panjang, Persewaan iPhone di Gunungkidul Laris Diburu Anak Muda

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com