Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Orangtua Pembuang Bayi Kembar di Sungai Buntulan, Sleman

Kompas.com - 21/09/2023, 19:16 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Fakta kasus mayat bayi kembar di Sungai Buntung, Dusun Krasakan, Kalurahan Jogotirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (14/9/2023), mulai terungkap.

Pembuang bayi malang itu tak lain adalah ayah kandungnya sendiri, SW (31), warga Sandeyan, Piyungan, Bantul.

SW diketahui memiliki seorang kekasih berinisial EW (19), warga Lampung. Keduanya berhubungan intim meski belum resmi menjadi pasangan suami istri.

Baca juga: Kisah Pilu Bayi Kembar Dibuang Orangtua ke Sungai, Sopir Travel dan Mahasiswi Malu Punya Anak di Luar Nikah

Di hadapan polisi, SW yang diketahui merupakan sopir mobil ojek online, mengaku malu karena memiliki anak di luar nikah.

"Saya enggak tahu pekerjaanya dia (SW). (Setahunya) kerjanya itu membawa mobil ojek online (pengemudi taksi online)," kata Ketua RT 6 Sandeyan, Suwarno saat dikonfirmasi.

Sementara EW diketahui masih berstatus mahasiswi di sebuah universitas swasta terkenal di Yogyakarta.

Baca juga: Terjebak Banjir di Krayan Nunukan, Jenazah Bayi 3 Bulan Dimasukkan Drum untuk Dikebumikan di Kampung Halaman

Melahirkan seorang diri

Dari hasil penyelidikan sementara, EW mengaku bahwa ia melahirkan bayi kembarnya seorang diri di kamar kos pada Selasa (12/9/2023), pukul 23.00 WIB.

Menurut EW, bayi pertamanya lahir dalam kondisi tak bergerak. Sementara bayi keduanya lahir bergerak dengan kondisi sulit bernapas.

Lalu, EW menelepon kekasihnya untuk datang ke kos. Sementara dua bayinya yang sudah tak bergerak dibungkus kain dan diletakkan di bak kamar mandi.

Lalu pada hari Rabu (13/9/2023), sekitar pukul 01.00 WIB, EW dan SW keluar mencari makan karena kondisi ibu muda itu lemas setelah melahirkan.

Ilustrasi garis polisi. Penemuan mayat di Pangandaran, korban ditemukan dalam kondisi tergantung dan sudah membusuk. Di TKP, polisi menemukan dupa dan bekas cat.SHUTTERSTOCK/Prath Ilustrasi garis polisi. Penemuan mayat di Pangandaran, korban ditemukan dalam kondisi tergantung dan sudah membusuk. Di TKP, polisi menemukan dupa dan bekas cat.

Sementara kedua bayi kembar yang telah dibungkus dimasukkan ke kardus dan dibawa serta. Saat itu SW berencana akan memakamkan kedua bayinya ke pekarangan rumahnya.

Namun saat perjalanan pulang dan melintasi Sungai Buntung di Berbah, W berubah pikiran dan membuang bayinya ke sungai.

Di hadapan polisi, SW mengaku perbuatannya itu dengan alasan takut ketahuan orangtuanya.

Saat ini SW dan SE telah ditetapkan oleh tersangka. Keduanya dijerat dengan Pasal 80 ayat 3 dan 4 jo 77B UU RI nomor 17 tahun 2016 tentang Perlindungan Anak dan Pasal 338 KUHP.

Sementara jasad kedua bayi yang dibuang di sungai sudah dimakamkan di TPU Seyehgan, Sleman.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus itu terungkap usai polisi mendapatkan informasi dari sebuah klinik bersalin di daerah Maguwoharjo, Sleman.

Informasi tersebut adalah soal pasien yang sempat memeriksakan diri karena alami pendarahan.

Setelah dilacak, pasien tersebut adalah EW. Sebelumnya, polisi sempat kewalahan melacak pelaku kasus pembuangan bayi itu.

(Penulis: Wijaya Kusuma | Editor: Ardi Priyatno Utomo, Dita Angga Rusiana), Tribun Jogja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Yogyakarta
ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

Yogyakarta
Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Yogyakarta
Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Yogyakarta
Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Yogyakarta
Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Yogyakarta
Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Yogyakarta
Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Yogyakarta
Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Yogyakarta
Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Yogyakarta
Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com