Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Kampung di Atas Bukit yang Hanya Dihuni Dua Keluarga, Sejumlah Rumah Kosong dan Serba Terbatas

Kompas.com - 29/08/2023, 15:04 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

Dia mengaku sudah ada lahan untuk dibangun rumah berada di dataran rendah. Namun, keterbatasan biaya menyebabkan mereka belum bisa pindah dalam waktu dekat.

"Di sini sekarang susah, tapi mau bagaimana mau pindah tidak ada biaya. Suami saya bekerja serabutan, termasuk anak saya," kata dia.

Sulit mencari nafkah tapi tak bisa merantau

Tak lama kemudian Tupan datang dari samping rumah. Dirinya tidak melewati jalan di depan rumah, namun dari belakang yang jalurnya lebih curam. Memang di samping kanan, kiri, dan belakang sudah jurang.

Rumah warisan mertua ini sudah ditinggali sejak puluhan tahun lalu. Mertuanya yang bernama Markiyem hilang tanpa jejak pada tahun 2019 lalu. Padahal pencarian oleh tim penyelamat dilakukan selama beberapa hari, namun hingga kini jejaknya tidak ditemukan sama sekali.

Di depan rumahnya ada ada pipa air yang dipasang dari puncak bukit. Dia menghabiskan 90-an pipa paralon ukuran 3 meter, dari sumber air ke rumahnya.

Baca juga: Modus Penipuan Maba Palsu di Makassar, Cari Simpati dengan Cerita Sedih, lalu Tilep Barang Berharga

Saat musim kemarau seperti saat ini, terlihat air yang mengalir cukup kecil. Kemudian ditampung dalam bak terbuat dari batu putih. Jika airnya tidak keluar berarti ada pipa yang bocor. Biasanya dilubangi oleh hewan liar seperti tupai.

Tupan pun harus menyusuri perbukitan untuk mencari lokasi kebocoran itu dan menambalnya.

"Dulu air itu dipakai tiga keluarga, sekarang saya sendiri. Lainnya sudah pindah semua," kata dia.

Berada di perbukitan membuat dirinya sulit mencari nafkah. Namun tak mudah bagi Tupan untuk pergi merantau. Pasalnya sang istri takut dengan hewan liar jika harus di rumah sendirian.

Tupan pun hanya mengandalkan pekerjaan serabutan yang didapatkan dari warga sekitar. Seperti saat berbincang, ada telepon masuk dari ponselnya mengajak membantu memotong pohon jati.

Saat tidak ada yang memakai jasanya, dia hanya mencari rumput untuk kambingnya dan sapi milik orang lain yang dipeliharanya.

"Kalau malam, istri saya tidak berani di rumah sendiri. Harus ada di rumah, takut ada monyet atau macan," kata Tupan.

Menurut kepercayaan warga sekitar, ada macan yang masih berkeliaran. Namun dia mengaku belum pernah melihatnya. Meski tak pernah melihat macan, Tupan harus berkonflik dengan monyet ekor panjang hampir setiap hari.

Dicarikan Solusi

Tupan mengatakan tabungan miliknya sudah habis untuk membeli tanah di dataran rendah. meskil harga tanahnya itu jauh di bawah pasaran tapi baginya masih cukup besar.

Halaman:


Terkini Lainnya

Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Yogyakarta
Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Yogyakarta
PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

Yogyakarta
Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Yogyakarta
Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Yogyakarta
Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Yogyakarta
PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

Yogyakarta
PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

Yogyakarta
Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Yogyakarta
'Study Tour' Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

"Study Tour" Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com