Dia mengaku sudah ada lahan untuk dibangun rumah berada di dataran rendah. Namun, keterbatasan biaya menyebabkan mereka belum bisa pindah dalam waktu dekat.
"Di sini sekarang susah, tapi mau bagaimana mau pindah tidak ada biaya. Suami saya bekerja serabutan, termasuk anak saya," kata dia.
Tak lama kemudian Tupan datang dari samping rumah. Dirinya tidak melewati jalan di depan rumah, namun dari belakang yang jalurnya lebih curam. Memang di samping kanan, kiri, dan belakang sudah jurang.
Rumah warisan mertua ini sudah ditinggali sejak puluhan tahun lalu. Mertuanya yang bernama Markiyem hilang tanpa jejak pada tahun 2019 lalu. Padahal pencarian oleh tim penyelamat dilakukan selama beberapa hari, namun hingga kini jejaknya tidak ditemukan sama sekali.
Di depan rumahnya ada ada pipa air yang dipasang dari puncak bukit. Dia menghabiskan 90-an pipa paralon ukuran 3 meter, dari sumber air ke rumahnya.
Baca juga: Modus Penipuan Maba Palsu di Makassar, Cari Simpati dengan Cerita Sedih, lalu Tilep Barang Berharga
Saat musim kemarau seperti saat ini, terlihat air yang mengalir cukup kecil. Kemudian ditampung dalam bak terbuat dari batu putih. Jika airnya tidak keluar berarti ada pipa yang bocor. Biasanya dilubangi oleh hewan liar seperti tupai.
Tupan pun harus menyusuri perbukitan untuk mencari lokasi kebocoran itu dan menambalnya.
"Dulu air itu dipakai tiga keluarga, sekarang saya sendiri. Lainnya sudah pindah semua," kata dia.
Berada di perbukitan membuat dirinya sulit mencari nafkah. Namun tak mudah bagi Tupan untuk pergi merantau. Pasalnya sang istri takut dengan hewan liar jika harus di rumah sendirian.
Tupan pun hanya mengandalkan pekerjaan serabutan yang didapatkan dari warga sekitar. Seperti saat berbincang, ada telepon masuk dari ponselnya mengajak membantu memotong pohon jati.
Saat tidak ada yang memakai jasanya, dia hanya mencari rumput untuk kambingnya dan sapi milik orang lain yang dipeliharanya.
"Kalau malam, istri saya tidak berani di rumah sendiri. Harus ada di rumah, takut ada monyet atau macan," kata Tupan.
Menurut kepercayaan warga sekitar, ada macan yang masih berkeliaran. Namun dia mengaku belum pernah melihatnya. Meski tak pernah melihat macan, Tupan harus berkonflik dengan monyet ekor panjang hampir setiap hari.
Tupan mengatakan tabungan miliknya sudah habis untuk membeli tanah di dataran rendah. meskil harga tanahnya itu jauh di bawah pasaran tapi baginya masih cukup besar.