YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pelukis kenamaan Indonesia Djoko Pekik meninggal dunia, Sabtu (12/8/2023) pagi, pada usia 86 tahun di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
Seniman Butet Kartaredjasa membenarkan kabar tersebut.
"Nggih (iya), meninggal jam 08.00 WIB wau (tadi)," kata Butet saat dihubungi oleh awak media, Sabtu.
Baca juga: Maestro Lukis Djoko Pekik Meninggal Dunia
Djoko Pekik yang lahir di Purwodadi, Jawa Tengah, 2 Januari 1937, adalah salah satu seniman yang "bersuara" melalui lukisan-lukisannya.
“Melukis itu bicara kepada orang lain, bicara kepada siapa saja, bicara kepada publik,” ujar Djoko Pekik, dikutip dari Kompas.id, Kamis (3/3/2023).
Djoko Pekik, dalam wawancara pada program Beginu pada Maret 2022, membenarkan bahwa melalui kanvas dan kuas, ia biasa berbicara.
"Kalau melihat ada kanvas putih langsung saya berdiri, sabet kuas. Kanvas bisa bicara, revolusi belum selesai, jangan lupakan cita-cita revolusi Indonesia,” ujar Djoko Pekik saat itu.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 12 Agustus 2023: Pagi hingga Sore Cerah
Salah satu karya bersejarah Djoko Pekik adalah lukisan "Berburu Celeng". Lukisan tersebut menggambarkan keadaan para pemimpin pada masa Orde Baru.
Djoko Pekik melukis seekor celeng atau babi hutan yang dipikul oleh dua orang.
"Celeng itu adalah lambang keserakahan, apa-apa doyan, membabi buta, perusak. Kalau jalan enggak bisa lurus, jadi sesuka hatinya sendiri, mentang-mentang raja. Matinya celeng itu hanya digebuki dan diburu orang," ujar Djoko Pekik dalam wawancara dengan Kompas.com, tahun 2020.
Baca juga: Kisah Djoko Pekik di Balik Lukisan Berburu Celeng Senilai Rp 1 Miliar
Sebelum lukisan "Berburu Celeng", Djoko Pekik membuat lukisan "Susu Raja Celeng" pada tahun 1996.
Menurut Djoko Pekik, dalam wawancara pada program Beginu, dirinya menghadiri undangan Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk merencanakan suatu pameran lukisan.
Sri Sultan ketika itu membebaskan tema lukisan yang dipilih dan akan bertanggung jawab.
“Sri Sultan HB X juga berkata, ‘Siapa pun pelukis mau matur apa (ngomong apa), saya yang bertanggung jawab’. Waktu itu saya menampilkan lukisan celeng hitam besar dengan enam susunya. Saya memberi judul, 'Susu Raja Celeng',” ujar Djoko Pekik.
Lukisan tersebut menuai pertanyaan dari Menteri Penerangan Harmoko yang hadir.