YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pelabuhan Tanjung Adikarto yang terletak di Kapanewon Temon, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mangkrak belasan tahun.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Pelabuhan Tanjung Adikarto dialihkan sementara untuk pembenihan.
“Studinya belum selesai, daripada mangkrak, mau kita usahakan untuk pembenihan. Jadi, diisi itu,” ujar Sultan, saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, pada Kamis (13/7/2023).
Sultan menambahkan, untuk dijadikan sebagai lokasi pembenihan, masih diperlukan persiapan.
Baca juga: Kantor Dispertaru DIY Digeledah Kejaksaan, Sultan: Saya yang Minta
Salah satunya adalah mengeruk lokasi yang dibutuhkan untuk pembenihan, mengingat saat ini sudah terjadi pendangkalan.
“Kalau memang perlu dikeruk, ya dikeruk dulu. Ini kan baru dihitung,” kata dia.
Sultan menuturkan, lokasi Pelabuhan Tanjung Adikarto ini nantinya bisa digunakan untuk pembenihan berbagai jenis ikan seperti bandeng dan juga udang.
Langkah ini ditempuh agar lokasi Tanjung Adikarto tidak mangkrak.
“Kan untuk bandeng atau untuk udang kan bisa, daripada tidak ada (aktivitas),” ujar dia.
Beberapa tahun lalu tidak digunakan untuk pembenihan ikan karena adanya regulasi dari pemerintah pusat bahwa pasir pantai tidak diperbolehkan diperjual belikan.
“Karena sudah pendangkalan, hanya kemarin kami enggak berani karena enggak boleh pasir laut di jual. Tetapi, sekarang kan sudah ada dari Presiden bahwa bisa (dijual). Berarti kita kan bisa ngeruk,” ucap dia.
Di sisi lain, Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai dan Laut (Gapasdap) Khoiri mengatakan, Samudera Hindia belum layak jika digunakan untuk lokasi pelabuhan komersil.
Baca juga: Kronologi Petugas Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar Ditendang Penjemput Haji
"DI Yogyakarta berada di Pulau Jawa bagian selatan yang berbatasan dengan Samudera Hindia, ini belum layak jika akan dioperasikan sebagai pelabuhan komersil," ujar dia sela rapat kerja nasional (rakernas) di Yogyakarta, Rabu (12/7/2023).
Menurut dia ada beberapa faktor yang membuat Samudera Hindia tidak layak digunakan sebagai lokasi pelabuhan komersil.
Faktor pertama adalah cuaca, di mana ombak laut selatan dikenal memiliki ombak yang tinggi.