"Namun, bakteri ini juga menyerang pada manusia sehingga disebut sebagai penyakit zoonosis dan akibatnya fatal. Karena sampai menimbulkan kematian baik di hewan maupun manusianya," urainya.
Antaks bukan hal yang baru dan bukan hanya terjadi di Indonesia. Antraks di laporkan pertama kali di Indonesia pada tahun 1844. Wilayah di Indonesia yang terserang antraks semakin banyak dan meluas.
"Dilaporkan sejak tahun 1844. Itu pertama kali Indonesia ada kasus antraks, waktu itu kejadianya di Teluk Betung, Lampung dan yang mati adalah kerbau," ujarnya.
Prof Wahyuni menegaskan, penyakit antraks yang menyerang hewan, sebenarnya masih dapat ditangani. Upaya penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah hewan yang terjangkit dapat bisa tetap hidup dan sembuh.
"Bisa diobati karena bakteri masih sensitif dengan antibiotik. Untuk pencegahan ada vaksinasi yang perlu diulang setiap enam bulan," tandasnya.
Di Kabupaten Gunungkidul antraks bukan kasus yang pertama. Namun sudah berulang kali terjadi. "Hanya sekarang lebih heboh karena ada manusia yang terserang dan meninggal," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.