Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayat Tangan Sendiri dan Buat Laporan Palsu ke Polisi, Pria di Yogyakarta Mengaku Cari Perhatian ke Teman-temannya

Kompas.com - 06/06/2023, 12:30 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polresta Yogyakarta mengungkap motif laporan palsu yang dilakukan oleh AYS (30), warga Keraton, Kota Yogyakarta.

Kasatreskrim Polresta Yogyakarta AKP Archye Nevada mengatakan pelaku sengaja menyayat tangan dan melaporkan hal tersebut ke Polisi karena ingin mencari perhatian (caper) ke teman-temannya.

"Hasil pemeriksaan untuk motif diduga pelaku senang apabila diperhatikan oleh teman-temannya," ucap Archye, Selasa (6/6/2023).

Baca juga: Sayat Tangan Sendiri, Pria di Yogyakarta Buat Laporan Palsu, Mengaku Korban Kejahatan Jalanan

"Ya dia senang kalau misalkan diperhatikan sama teman-temannya. Dan ketika teman-temannya perhatian dan membantu dia merasa diperhatikan," imbuh dia.

Ditanya apakah ada unsur kesengajaan membuat gaduh Kota Yogyakarta, Archye mengaku sampai saat ini tidak ditemukan motif itu.

AYS melakukan aksi menyayat tangan kiri dan dipamerkan ke teman-temannya. Kemudian, oleh temannya dibagikan ke media sosial yang ada di Yogyakarta dan viral.

"Dia sebenarnya cuma ingin memberitahukan ke teman-temannya. Ternyata sama temannya malah di-share ke medsos. Dan akhirnya menjadi viral di medsos yang ada di Jogjakarta (Yogyakarta)," kata Archye.

Untuk meyakinkan teman-temannya bahwa dirinya korban kejahatan jalanan, AYS nekat lapor ke Polisi.

"Jadi karena dia sudah memberitahukan kepada teman-temannya dan sudah tersebar ke medsos ya untuk meyakinkan dan untuk memastikan, sebagai bentuk pertanggungjawabannya, dia harus membuat laporan polisi," ungkapnya.

Setelah dilakukan penyelidikan oleh Polisi, ditemukan fakta tidak ada kejadian kejahatan jalanan. Oleh sebab itu polisi melakukan penyelidikan dan pemeriksaan hingga akhirnya pelaku akhirnya pelaku mengakui perbuatannya terkait pelaporan palsu ini.

"Jangan sampai dia dianggap bohong oleh teman-temannya. Dan itulah bentuk setelah kejadian harus membuat laporan polisi sebagai bentuk pertanggungjawaban apa yang disampaikan," kata dia.

Namun, sampai sekarang Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan psikologis tersangka. Hal ini untuk mengetahui apakah tersangka mengidap gangguan mental atau tidak.

"Kemarin pemeriksaan psikologi awal tidak ada (gangguan mental). Tapi nanti kita untuk lebih pastinya menunggu hasil pemeriksaan psikologi secara pastinya," kata dia.

Lanjut Archye hari ini telah dilakukan rekonstruksi kasus ini dengan total 14 adegan. Atas perbuatannya AYS dikenakan pasal 14 ayat 1 ayat 2 dengan ancaman kurang lebih 10 tahun hukuman penjara.

Baca juga: Diduga Kelompok Klitih,3 Pemuda Babak Belur Dihajar Warga di Kartasura Sukoharjo

Sebelumnya, Polresta Kota Yogyakarta menangkap satu orang pelaku laporan palsu inisial AYS (30) warga Keraton, Kota Yogyakarta.

Wakil Kasatreskrim Polresta Yogyakarta AKP Kusnaryanto mengatakan kejadian bermula pada tanggal 27 Mei 2023 saat ada laporan polisi dari AYS (30). AYS mengaku telah mengalami kekerasan fisik yang dialami oleh pelapor pada Sabtu 27 Mei 2023 sekitar pukul 03.00 WIB di Jalan Senopati tepatnya di depan Taman Pintar.

"Kemudian setelah itu pada hari Sabtu itu juga sekira pukul 9 pagi pelaku ini membuat laporan polisi di Polresta Yogyakarta yang dimana deliknya adalah delik kejahatan jalanan," ujar Kusnaryanto, Senin (29/5/2023).

Setelah mendapatkan laporan, Polisi lalu melakukan penyidikan dan penyelidikan. Namun ternyara laporan pelaku tidak benar.

"Kami sebagai penyidik yang menemukan hal yang ternyata tidak benar itu kemudian membuat laporan terhadap peristiwa yang tidak benar atau bohong itu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Yogyakarta
Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Yogyakarta
May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

Yogyakarta
Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Yogyakarta
'May Day', Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

"May Day", Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Yogyakarta
Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Yogyakarta
Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Yogyakarta
Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Yogyakarta
Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Yogyakarta
Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah 'Move On'

Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah "Move On"

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com