Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang di Sentra Thrifting di Kota Yogyakarta Alami Penurunan Omzet 50 Persen

Kompas.com - 21/03/2023, 19:49 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - XT Square yang dulunya merupakan terminal kini menjadi sentra thrifting di Kota Yogyakarta.

Belasan toko baju-baju bekas mengisi tenan-tenan di gedung XT Square.

Hal ini membuat XT Square menjadi sentra thrifting di Kota Yogyakarta.

XT Square baru menjadi sentra thrifting di Kota Yogyakarta pada tahun 2021.

Setelah wacana pemerintah melarang penjualan pakaian bekas impor membuat omzet para pedagang turun. Hal ini dikeluhkan oleh pedagang di XT Square.

Baca juga: Jenazah Perempuan Ditemukan Terpotong di Salah 1 Wisma di Sleman Diketahui Warga Kota Yogyakarta

"Penurunan itu sudah pasti, karena berita-berita seperti itu, bisa lebih dari 50 persen," ucap Asrial, salah satu pemilik toko di XT Square, pada Selasa (21/3/2023).

Barang yang dijual di XT Square, kata dia, tidak semua barang bekas impor.

Menurut dia yang namanya thrifting bukan berarti barang bekas yang tidak layak, tetapi juga ada barang yang masih bagus atau baru.

"Yang dilarang pemerintah itu importirnya bukan ritelnya, itu baru informasinya di media sosial. Kalau ritel tidak ada larangan," kata dia.

Ia menegaskan, sebelum dijual di sentra thrifting pakaian bekas ini dicuci terlebih dahulu. Dia pribadi, dalam sekali cuci bisa mencapai 100 kilogram pakaian.

"Sekali cuci itu 100 kilogram dengan biaya Rp 600.000. Kalau enggak dicuci tidak boleh dijual di sini," kata dia.

 

Ia menambahkan, sentra thrifting ini baru dibuka pada 2021 lalu, karena pada saat itu gedung XT Square tidak digunakan.

Dirinya bersama penjual lainnya menawarkan konsep membuat thrifting tetapi seperti berbelanja di distro.

"2021 itu kosong semua sini lalu kami bersihkan, dan kami tawarkan layout designnya. Jadi seperti distro," kata dia.

Dia mendapatkan, pakaian bekas ini dari suplier, tetapi dirinya tidak mengetahui berasal dari mana suplier ini.

Baca juga: Emil Dardak Buka Peluang Dialog dengan Pengusaha Thrifting

"Kita beli dari suplier kalau cocok ya kita beli," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop-UKM) Teten Masduki menanggapi keresahan penggemar thrifting soal langkah pemerintah melarang masuknya baju bekas impor.

Menurut Teten, pemerintah gencar melarang baju bekas impor karena ingin melindungi industri dalam negeri, khususnya di bidang tekstil.

"Ya kalau itu betul (banyak masyarakat yang mengeluh), tapi saya sebagai pemerintah juga ingin melindungi industri dalam negeri," ujar dia, saat ditemui Kompas.com di kantornya, Senin (20/3/2023).

Ia menjelaskan, banyak produk tekstil dalam negeri yang berasal dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Ia pun mengimbau masyarakat untuk bangga dengan produk Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Yogyakarta
Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Yogyakarta
Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Yogyakarta
Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Yogyakarta
Nekat Merokok, 11 Penumpang KAI Diturunkan Paksa sepanjang 2024

Nekat Merokok, 11 Penumpang KAI Diturunkan Paksa sepanjang 2024

Yogyakarta
Mesum di Sekolah, Dua Guru di Gunungkidul Dipecat

Mesum di Sekolah, Dua Guru di Gunungkidul Dipecat

Yogyakarta
Viral, Video Roda Depan Dicuri tetapi Sepeda Motor Ditinggal di Yogyakarta

Viral, Video Roda Depan Dicuri tetapi Sepeda Motor Ditinggal di Yogyakarta

Yogyakarta
3 Bocah di Gunungkidul Diamankan Polisi, Curi Kotak Infak untuk Beli Bensin dan Rokok

3 Bocah di Gunungkidul Diamankan Polisi, Curi Kotak Infak untuk Beli Bensin dan Rokok

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com