Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Arkeolog Dinas Kebudayaan DIY Temukan Saluran Air Kuno di Pleret Bantul

Kompas.com - 16/03/2023, 07:23 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelesaikan ekskavasi Kedaton IV di Situs Keraton Pleret, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul pada Senin (13/3/2023).

Hasilnya, tim arkeolog menemukan saluran air (paralon) kuno yang terbuat dari tanah liat yang oleh masyarakat setempat disebut Plempem atau Riul.

Setidaknya 8 plempem tanah liat kuno ditemukan di area ekskavasi Kedaton IV sisi selatan. Plempem ini mempunyai panjang setidaknya 62 sentimeter hingga 66 sentimeter dengan diameter 35 sentimeter per riul.

Baca juga: Bahas Raperda Cagar Budaya, Wali Kota Surabaya Ingin Bangunan Kuno Dikategorikan secara Tematik

Saluran air kuno yang ditemukan tersebut masih akan diidentifikasi lebih lanjut terutama terkait fungsinya apakah untuk saluran pembuangan air atau saluran air bersih.

Tenaga Ahli Ekskavasi Danang Indra Prayudha mengatakan dalam ekskavasi Kedaton IV mendekati hari terakhir, tepat pada Kamis (9/3/2023) justru ditemukan saluran air tanah liat kuno di penggal benteng sisi barat Keraton Pleret.

Dari hipotesis awal, tim menduga saluran kuno ini satu konteks dengan benteng sisi barat keraton karena derajat kemiringan yang sama di dengan benteng yaitu 10 derajat.

Hipotesis berikutnya, benteng ini mempunyai saluran  dari dalam ke luar yang berhenti di mulut benteng sisi dalam, di dalam benteng saluran tersebut digantikan dengan bata putih ditumpuk bata merah hingga keluar benteng ada mulut saluran.

"Ini temuan yang baru pertama dan unik karena ada saluran air, kami menduga ini satu periode namun masih perlu dibuktikan. Tetapi sementara ini adalah bagian dari benteng karena kemiringannya sama dan bagian menyatu antara benteng dengan saluran airnya. Jika ternyata saluran air ini benar bagian dari benteng maka menunjukan bentengnya punya saluran air. Kita akan coba uji sampel tanah yang di dalam saluran isinya apa apakah itu kotoran atau air bersih, " tutur Danang melalui keterangan tertulis, Rabu (15/3/2023).

Baca juga: 12 Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, Salah Satunya Candi Prambanan

Danang menyampaikan, temuan baru arkeologis era Raja Amangkurat I ini berada di lokasi yang nantinya akan dikembangkan sebagai pengembangan Museum Pleret, maka desain museum tersebut harus menyesuaikan dengan temuan terbaru ini.

Hal ini juga telah diatur dalam Peraturan Cagar Budaya, apabila mendirikan bangunan baru setidaknya ada jarak dua meter dari objek cagar budayanya.

Awalnya, ekskavasi ini merupakan tindak lanjut dari rencana Seksi Museum Kundha Kabudayan DIY mengembangkan Museum Pleret yang sekarang eksisting sampai ke selatan.

Dalam pengembangan itu, ada perencanaan-perencanaan seperti bangunan, gedung, pembuatan pagar dan sebagainya. Untuk menindaklanjuti rencana tersebut.

Seksi  Pemeliharaan Warisan Budaya menindaklanjuti dengan survei dalam pengembangan lahan apakah ada objek diduga cagar budaya atau tidak. 

"Tindak lanjut itu kami lakukan dengan survei di lapangan yang dilakukan pada 2022 lalu. Dalam survei tersebut, kami menemukan tumpukan bata yang terlihat di permukaan di dua titik, dari temuan inilah kami kerjakan ekskavasi Kedaton IV tahap pertama pada 4 hingga 29 Maret 2022 untuk penelitian dan penyelamatan objek di bawahnya. Ekskavasi Kedaton IV tahap berikutnya dilanjutkan pada 2023, tepatnya sejak 14 Februari hingga 13 Maret 2023. Kami  tidak menduga setelah tanah dibebaskan ternyata ada temuan benteng sisi Barat Keraton Pleret ditambah temuan baru saluran air kuno," ungkap arkeolog lulusan UGM ini.

Awalnya, tim ekskavasi Kedaton IV menduga  ada struktur yang memanjang dari utara ke selatan, lalu di tariklah benang dan luruskan dari dua titik temuan.

Di bawah benang yang diluruskan tersebut, dilakukan penggalian yang ternyata ada temuan-temuan tumpukan batu bata yang lurus dari utara ke selatan dengan kemiringan 10 derajat.

Berbekal data-data terkait Keraton Pleret era Amangkurat I, tim ekskavasi mencoba melakukan pencocokan dengan peta-peta lama dari sumber-sumber sejarah.

"Kami berasumsi temuan yang ada di sini ini adalah benteng sisi barat Keraton Pleret.  Jika digambarkan bentengnya tidak berbentuk kotak tetapi jajaran genjang memanjang lurus dari utara ke selatan lurus. Dari pengembangan ekskavasi diketahui benteng tersebut mempunyai lebar 2,7 meter dan belum diketahui panjang dan tingginya karena kondisi benteng tersebut tidaklah utuh," ujar Danang.

Menurutnya, kondisi benteng yang tidaklah utuh ini dikarenakan aktivitas warga di periode-periode setelahnya.

Sebab, sebelum dibebaskan, tanah tersebut milik warga yang sebelumnya digunakan untuk pembuangan sampah dan pembuatan batu bata.

"Ada kecenderungan benteng ini ketemu ketika pertama di bawah pohon karena tidak terusik dan kedua di batas tanah warga. Sayangnya ada kendala dalam melakukan ekskavasi di Kedaton IV yaitu setiap menggali di kedalaman 1,5 meter muncul air yang menggenang meskipun tidak hujan," lanjut Danang.

Dari hasil-hasil temuan ekskavasi Kedaton IV ini, tim arkeolog memberikan sejumlah rekomendasi pengembangan Museum Pleret yang bisa dilakukan oleh OPD terkait.

Rekomendasi tersebut yakni melakukan mapping atau pemetaan menggunakan foto udara, membuka sisi luar setidaknya berjarak 4 meter dari temuan dan pengelolaan temuan baru menjadi site museum yang di display dengan baik  agar bisa dilihat langsung masyarakat yang berkunjung ke Museum Pleret.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ingin Usung Kader Partai di Pilkada, PDI-P Sleman Panggil Danang Maharsa

Ingin Usung Kader Partai di Pilkada, PDI-P Sleman Panggil Danang Maharsa

Yogyakarta
Banding Dikabulkan, 2 Pelaku Mutilasi Mahasiswa UMY Dijatuhi Pidana Seumur Hidup

Banding Dikabulkan, 2 Pelaku Mutilasi Mahasiswa UMY Dijatuhi Pidana Seumur Hidup

Yogyakarta
PDI-P Lakukan Penjaringan Bakal Calon Bupati Bantul, Ada Nama Soimah Pancawati

PDI-P Lakukan Penjaringan Bakal Calon Bupati Bantul, Ada Nama Soimah Pancawati

Yogyakarta
PAN Kembali Usung Kustini Sri Purnomo di Pilkada Sleman

PAN Kembali Usung Kustini Sri Purnomo di Pilkada Sleman

Yogyakarta
Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Yogyakarta
Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Yogyakarta
KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

Yogyakarta
Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Yogyakarta
Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Yogyakarta
Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Yogyakarta
Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Yogyakarta
Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Yogyakarta
Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Yogyakarta
Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Yogyakarta
Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com