Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alun-alun Selatan Yogyakarta: Sejarah, Fungsi, dan Tradisi Masangin

Kompas.com - 11/03/2023, 16:18 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Alun-alun Selatan yang juga disebut sebagai Alun-alun Pengkeran dahulu dikenal sangat sepi, menakutkan, dan angker hingga tidak ada orang yang berani melewati tempat itu.

Hanya pada malam terang bulan, anak dan remaja di sekitar Alun-alun Selatan akan bermain tetabuhan tradisional atau memanjat pohon beringin kembar.

Baru pada sekitar tahun 1980-an dibangunlah jalan lingkar dan lampu-lampu penerang jalan di sekitar Alun-alun Selatan.

Fungsi Alun-alun Selatan Yogyakarta

Alun-alun Selatan Yogyakarta diketahui telah mengalami pergeseran fungsi dari waktu ke waktu.

Pada masa lalu, fungsi utamanya adalah sebagai tempat berlatih para prajurit kraton, serta sebagai tempat pemeriksaan pasukan menjelang upacara Garebeg.

Raja akan menyaksikan gladhen (latihan) para prajurit dari Palenggahan Dalem Gilang yang terletak di Tratag Rambat atau di depan Siti Hinggil.

Alun-alun Selatan juga sempat digunakan untuk tempat menghadap bagi abdi dalem Wadana Prajurit dalam tradisi di bulan Puasa, yaitu pada malam 23, 25, 27, dan 29 bulan Ramadhan.

Selain itu, pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VII, setiap hari Senin dan Kamis siang, di Alun-alun Selatan Yogyakarta diadakan pertandingan panahan, adu harimau melawan kerbau, serta hiburan berupa prajurit rampogan menangkap harimau.

Saai ini Alun-alun Selatan Yogyakarta berubah menjadi ruang publik sekaligus tempat wisata yang sangat menarik dengan adanya berbagai penjaja kuliner, permainan, dan hiburan lainnya.

Tradisi Masangin di Alun-alun Selatan Yogyakarta

Masangin adalah suatu tradisi yang menjadi daya tarik dan keunikan dari Alun-alun Selatan Yogyakarta dan kerap membuat wisatawan penasaran.

Tradisi Masangin yang terkait dengan mitos beringin kembar itu dilakukan dengan berjalan di antara dua beringin dengan mata tertutup.

Meskipun terdengar mudah, ternyata banyak orang gagal melakukannya meskipun telah mencoba berkali-kali.

Tradisi Masangin sudah ada sejak zaman dulu yang berawal dari tradisi topo bisu yang dilakukan setiap malam 1 suro.

Hal tersebut diyakini merupakan ritual untuk mencari berkah dan meminta perlindungan dari serangan musuh.

Selain itu, sebagai pusat latihan dan kegiatan para prajurit Keraton, maka para prajurit juga bias mengasah konsentrasi dengan berjalan di tengah antara dua beringin kembar.

Mitos beringin kembar di Alun-alun Selatan Yogyakarta juga semakin kuat dengan adanya kepercayaan bahwa di tengah pohon tersebut terdapat jimat tolak bala untuk mengusir musuh.

Konon, pada masa penjajahan ketika tentara koloni melewati tengah pohon, maka kekuatan mereka langsung hilang.

Dari sanalah muncul kepercayaan bahwa siapapun yang berhasil menyebrangi kedua beringin tersebut maka ia mampu menolak bala.

Sumber:
dpad.jogjaprov.go.idkratonjogja.idpariwisata.jogjakota.go.id   

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Yogyakarta
Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com