Waktu pembentukan atau laju pertumbuhan kubah lava pada setiap gunung api aktif dapat berbeda beda.
Dilansir dari laman Antara (27/1/2022), Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat adanya pertumbuhan kedua kubah lava yang ada di puncak Gunung Merapi.
Pada 2022, kubah lava di tengah kawah dan kubah lava barat daya di Gunung Merapi memiliki laju pertumbuhan masing-masing sebanyak 5.000 meter kubik dan 10.000 meter kubik per hari.
Saat itu volume kubah lava barat daya sebesar 1,67 juta meter kubik dan kubah tengah kawah terhitung sebesar 3 juta meter kubik.
Lebih lanjut, dikutip dari laporan aktivitas Gunung Merapi tanggal 24 Februari hingga 2 Maret 2023 oleh BPPTKG, diketahui volume kubah barat daya terukur sebesar 1.598.700 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.267.400 meter kubik.
Pengamatan laju pertumbuhan kubah lava Gunung Merapi masih terus dilakukan oleh BPPTKG secara berkala hingga saat ini.
Data pertumbuhan volume kubah lava tersebut akan digunakan untuk membuat model luncuran awan panas guguran sebagai salah satu bahan pembuatan peta potensi bahaya.
Dari hasil pemodelan yang dilakukan BPPTKG menunjukkan bahwa arah guguran kubah lava barat daya mengarah ke Sungai Boyong, Krasak, Putih dan Bebeng.
Sementara untuk kubah lava tengah memiliki arah guguran ke Sungai Gendol.
Hal ini memunculkan kesimpulan bahwa potensi bahaya berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Sementara pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Adapun lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Sebagai salah satu langkah mitigasi, masyarakat yang berada di sekitar zona bahaya erupsi bisa memperhatikan daerah yang berpotensi terdampak aktivitas Gunung Merapi.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya tersebut.
Hal ini mengingat status Gunung Merapi sampai saat ini masih dalam Level III atau Siaga.
Sedangkan bagi masyarakat yang bermukim di luar daerah potensi bahaya disarankan tidak perlu panik.
Masyarakat dianjurkan untuk tetap menjaga kesiapsiagaan akan bahaya erupsi Gunung Merapi yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Sumber:
magma.esdm.go.id
bpptkg.esdm.go.id
bpptkg.esdm.go.id
m.antaranews.com
Kompas.com (Penulis : Dandy Bayu Bramasta, Editor : Pythag Kurniati, Inggried Dwi Wedhaswary)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.