Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama di Norwegia, Rektor UII Tak Melihat Gelagat Tak Biasa dari Dosen Ahmad Munasir

Kompas.com, 20 Februari 2023, 15:54 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Ahmad Munasir Rafie Pratama sempat menjadi pembicara kunci pada konferensi internasional yang digelar Riyadh dan hadir di aktivitas mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN) Norwegia.

Sebelum ke Riyadh, dosen UII itu menjalankan ibadah umroh bersama keluarganya.

"Beliau orang baik, orang cerdas sampai diundang menjadi salah satu pembicara kunci di sebuah konferensi international di Riyadh," ujar Rektor UII Yogyakarta Fathul Wahid saat ditemui di Kampus UII terpadu Jalan Kaliurang, Sleman, Senin (20/2/2023).

Baca juga: Dosen UII Ahmad Munasir Hilang Kontak, Rektor: Kasus Khusus, Belum Pernah Terjadi dalam Sejarah UII

Fathul Wahid menyampaikan, acara konferensi internasional di Riyadh berlangsung dari 23 Januari 2023 sampai 25 Januari 2023.

"Kemudian setelah itu umroh bersama keluarga, istri dan anaknya, dari informasi lisan yang kami dengar dan dibetulkan oleh pihak keluarga," ucapnya.

Setelah itu, Rafie Pratama tidak pulang ke Indonesia karena harus ke Norwegia untuk menghadiri acara mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN).

Sedangkan keluarga Rafie Pratama pulang ke Indonesia setelah umroh.

"Waktu itu memang ada misi lain ke Norwegia. Ketika istri anak pulang, Mas Rafie melanjutkan perjalanan ke Norwegia ketemu dengan saya di bandara Istanbul. Tanggal 4 atau 5 Ferbuari saya agak lupa," ungkapnya.

Baca juga: Dosen UII Ahmad Munasir Terdeteksi Masuk Amerika Serikat Melalui Boston

Delegasi dari UII yang berisikan empat orang termasuk Ahmad Munasir Rafie kemudian dari Istambul, Turki berangkat ke Norwegia untuk acara mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN).

Selama beraktivitas mengikuti acara di Norwegia, Fathul Wahid tidak melihat gelagat yang tidak biasa dari Ahmad Munasir Rafie.

"Enggak, tidak ada, sama saya tertawa, ejek-ejekan biasa saja, saking akrabnya kan. Ini betul-betul kasus khusus di luar dugaan, sehingga perlu waktu untuk mencari informasi lebih jelas lagi," jelasnya.

Sepekan beraktivitas di USN sejak 5 Februari 2023. Kemudian pada 12 Februari 2023 tim meninggalkan Norwegia melalui Bandara Oslo.

Tim terbagi dalam tiga penerbangan berbeda. Ahmad Munasir Rafie Pratama sendirian dalam penerbangan kembali ke Indonesia, melalui Istanbul, Turki.

Setelah itulah, kemudian hilang kontak dengan Rafie. Menurut rencana yang tersampaikan secara lisan, rute perjalanannya adalah Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta.

Perjalanan pulang melalui Riyadh karena sebagian tiket dibayar oleh panitia konferensi di Arab Saudi di mana Rafie menjadi salah satu pembicara kunci.

"Misi kami sekarang adalah membawa Mas Rafie kembali pulang ke Indonesia dan apapun yang terjadi, pemberitaan kami sangat berharap tidak justru menghalangi, menambah alasan Mas Rafie untuk tidak pulang ke Indonesia," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Universitas Islam Indonesia (UII) dan keluarga dosen yang hilang kontak yaitu Rafie Pratama menemukan titik terang, karena mendapatkan kabar Ahmad Rafie terdeteksi masuk Amerika Serikat.

"Berdasarkan informasi yang diterima oleh keluarga melalui UII dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI), Ahmad Munasir Rafie terdeteksi masuk Amerika Serikat melalui Bandara Boston pada 13 Februari 2023. Temuan ini didasarkan pada data dari United States Customs and Border Protection (US CBP)," ujar Rektor UII Fathul Wahid dalam keterangan tertulis, Minggu (19/2/2023).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau