YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polresta Yogyakarta menyebut dugaan percobaan penculikan di Kampung Danunegaran, Mantrijeron, Kota Yogyakarta baru sebatas asumsi warga.
Kasi Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul Sasana Raharja mengatakan bahwa dugaan percobaan penculikan di Danunegaran pada Senin (23/1/2022) siang lalu belum mengarah ke percobaan penculikan.
"Belum mengarah ke percobaan juga enggak ada itu, belum ada seperti itu. Baru asumsi-asumsi masyarakat. Tapi setelah dicek belum ada indikasi ke penculikan," ujarnya, Kamis (26/1/2023).
Namun, walaupun saat ini menurut dia hanya sebatas asumsi masyarakat, polisi tetap melakukan penelusuran terhadap kejadian itu.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat yang memiliki anak-anak agar dipantau dan diawasi.
"Kita imbau kepada masyarakat yang memiliki anak dipantau diawasi, juga jangan sampai ditinggal. Patroli tetap kita tingkatkan terkait hal tersebut," jelasnya.
Baca juga: Soal Isu Penculikan Anak di Papua Barat, Polisi: Jangan Mudah Terprovokasi dalam Bertindak
Terkait hal ini, Babinkamtibmas juga diminta untuk memberikan sosialisasi kepada pihak sekolah dan warga lingkungan terkait adanya dugaan percobaan penculikan ini.
Sebelumnya, dugaan percobaan penculikan anak dialami oleh EHP (9), warga Kampung Danunegaran, Kemantren Mantrijeron, Kota Yogyakarta.
Dugaan penculikan ini membuat EHP merasa trauma dan sempat mogok sekolah.
Ibu EHP, Susi Kariningsih (39) menjelaskan kejadian percobaan penculikan dialami oleh anaknya pada Senin (23/1/2022) pukul 14.00 WIB.
Pada saat itu, Kampung Danunegaran sepi karena saat itu libur cuti bersama Imlek.
"Senin jam 14.00, saat itu kan panas banget dan anak saya paling kecil sedang panas (demam). Lalu saya ajak EHP untuk tidur siang bareng," katanya saat ditemui di rumahnya, Rabu (25/1/2023).
Namun, ajakan Susi ditolak oleh EHP, yang beralasan akan pergi bermain ke rumah kawannya yang tak jauh dari kediamannya. Karena tak bertemu dengan kawannya, EHP bermain sendiri di depan rumahnya.
"Terus habis itu ada orang naik motor Ninja hijau berhenti di tempat Pak RT (kurang dari 100 meter) ngevideo anak saya lumayan lama diawe-awe (melambaikan tangan) ke anak saya. EnggaK merasa kenal gedek-gedek (geleng kepala)," jelas dia.
Karena tak mau mendekat, pengemudi motor Ninja hijau ini yang berboncengan putar balik, dan pembonceng merupakan perempuan turun dari motornya mengejar EHP.
Seketika, EHP lari masuk ke rumahnya tanpa mencopot sandalnya dan berteriak.
"Anak saya nangis ketakutan. Sendalnya masuk rumah masih dipakai saking ketakutan itu," katanya.
Dia menambahkan terduga pelaku sempat melempar senyum ke neneknya yang pada saat itu berada di luar rumah memasak.
"Neneknya kan saat itu lagi siap-siap untuk jualan, kedua orang itu sempat senyum ke utinya," kata dia.
Menurut Susi, pascakejadian ini anaknya mengalami trauma, lantaran saat tidur bersama EHP hanya melihat ke atap rumah.
"Dia enggak mau berangkat ke sekolah katanya takut. Lalu saya bujuk kalau saat ini sudah masuk semester ke 2, jika membolos akan ketinggalan pelajaran," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.