Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Dentuman di Gunungkidul, Terdengar Keras, Warga Sebut Kaca hingga Plafon Sampai Bergetar

Kompas.com, 22 Desember 2022, 19:53 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Dentuman terdengar di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (22/12/2022) siang.

Lurah Tambakromo Sudigdo mengatakan, bunyi dentuman tersebut membuat kaca rumahnya bergetar. Ia sempat mengira dentuman itu disebabkan dari truk yang melintas.

"Awalnya juga dikira gempa, namun tidak ada goyangan, hanya kaca saja yang bergetar," ujarnya kepada Kompas.com.

Baca juga: Warga Gunungkidul Dengar Suara Dentuman, Belum Jelas Asalnya dari Mana

Sementara itu, warga lainnya Putri, mengaku dentuman itu terdengar keras.

"Jam 11.19 WIB terdengar suara cukup keras pas di kantor (Kapanewon Wonosari). Plafon sampai bergetar. Ibu saya di Semanu juga mendengar, tadi langsung telepon," ucapnya.

Kejadian itu juga membuat tetangga kantornya keluar ruangan untuk mengecek sumber bunyi.

"Tadi banyak yang keluar dan bertanya tentang sumber bunyi," ungkapnya.

Baca juga: Ramai soal Suara Dentuman Misterius di Gunungkidul, Ini Kata BMKG

Di media sosial, sempat beredar kabar dentuman itu disebabkan oleh pengerjaan di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) dengan metode blasting atau peledakan.

Namun, menurut Lurah Jepitu Sudarta, hari ini tidak ada penggunaan blasting untuk pembangunan JJLS di wilayahnya.

"Blasting tidak ada hari ini karena biasanya ada pemberitahuan dulu. Setahu saya blasting di wilayah kami terkahir itu awal bulan (Desember) lalu," tuturnya.

Baca juga: Dentuman Misterius Terdengar di Gunungkidul, Warga: Plafon sampai Bergetar

Penjelasan BMKG dan Lanud Iswahjudi soal dentuman di Gunungkidul

Soal fenomena dentuman di Gunungkidul, Warjono selaku Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY menjelaskan, tidak ada aktivitas kegempaan yang berkaitan dengan peristiwa ini.

Ia juga menerangkan, berdasarkan pemantauan BMKG DIY, tidak didapati adanya petir di Gunungkidul sewaktu dentuman terjadi.

"Pantauan dari kami tidak ada aktivitas kegempaan dan sambaran petir di waktu dan tempat tersebut," jelasnya.

Baca juga: Kereta Cepat Dievakuasi, Warga Penasaran karena sempat Dengar Dentuman hingga 1 Kilometer saat Kecelakaan

Sementara itu, Kepala Penerangan Landasan Udara (Lanud) Iswahjudi Mayor Sus Yudha Pramono menyampaikan, tidak ada aktivitas latihan pesawat tempur di wilayah Yogyakarta pada Kamis ini.

"Nihil, Mas (latihan pesawat tempur di wilayah Yogyakarta)," terangnya, dilansir dari Tribun Jogja.

Yudha mengungkapkan, pada Kamis ini, latihan pesawat hanya berupa training aerodrome. Itu pun wilayah latihannya hanya di sekitar Kabupaten Ngawi, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur saja.

Sebelumnya, di media sosial, dentuman di Gunungkidul diduga berasal dari sonic boom atau dentuman sonik pesawat tempur.

Baca juga: Misteri Sinyal 20 Detik yang Terekam Sensor BMKG Saat Dentuman di Bali

Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Gunungkidul Purwono menyampaikan, pihaknya mendengar informasi soal dentuman itu dari relawan dan masyarakat.

Wilayah yang mendengar dentuman tersebut, antara lain Kapanewon (Kecamatan) Karangmojo, Nglipar, Semanu, hingga Playen.

"Belum ada informasi sumber suara, dan suara semakin ke barat semakin kecil sayup-sayup. Kawasan timur lebih keras," bebernya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono; Yefta Christhoperus Asia Sanjaya | Editor: Ardi Priyatno Utomo, Dita Angga Rusiana, Rendika Ferri Kurniawan)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Warga Gunungkidul Dikagetkan Suara Dentuman Keras, Ini Keterangan BMKG dan Lanud Iswayudi

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau