“Sudah seminggu diajukan tapi belum ada kejelasan,” kata Wasiman.
Wasiman mengatakan, sebagai petani dirinya mengaku hanya ingin melanjutkan apa yang sudah diwariskan pendahulunya. Jika dihitung secara ekonomi cukup berat bagi petani saat ini.
Selain mengandalkan hujan, petani juga harus membeli air, obat tanaman, hingga pupuk.
“Kalau dihitung secara ekonomi jelas tidak masuk. Petani itu karena sudah mendarah daging, dan harus dilanjutkan,” kata pensiunan ASN ini.
“Semoga segera ada solusi, rekomendasi mudah. Apalagi saat ini hujan ‘hilang’ petani butuh air,” kata dia.
Kepala DPP Gunungkidul Rismiyadi mengatakan pihaknya sudah mendengar adanya keluhan dari petani ini, dan rekomendasi sudah diberikan.
“Terkait dinamika di lapangan kewenangan kami sampai penerbitan surat rekomendasi, dan kami sudah berusaha melayani dengan baik,” kata Rismiyadi saat dihubungi Kompas.com.
Disinggung mengenai lamanya penerbitan rekomendasi, dia mengatakan pemberian surat rekomendasi menurut prosedur Hiswana Migas selama 14 hari kerja.
“Tapi biasanya di sini maksimal 3 hari sudah bisa terbit. Kecualai pas hari libur sehingga terkesan lama. Atau sebenarnya rekomendasi sudah terbit, tetapi kelompok tidak segera mengambil,” kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang