Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sesar Opak, Sesar Aktif yang Menghantui Wilayah Yogyakarta

Kompas.com - 12/12/2022, 15:48 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Hasil penelitian lapangan yang dilakukan sekitar 3 bulan setelah gempa tahun 2006 menunjukan keberadaan surface ruptures dari gempa ini di lokasi sepanjang Sesar Opak dengan dominan pergerakan geser sinistral (Natawidjaja, 2016).

Namun karena data surface ruptures sudah banyak yang hilang atau tidak terlihat ketika dilakukan penelitian lapangan maka dokumentasi surface ruptures ini menjadi tidak lengkap.

Selain itu ditemukan perbedaan mencolok dari hasil penelitian geologi lapangan dengan hasil rekaman aftershock gempa yang dilakukan oleh Walter dkk. (2008) dan Fukuoka dkk. (2009). Data aftershock mengindikasikan sumber gempa sejajar Sesar Opak namun berada sekitar 5 kilometer ke arah timur.

Natawidjaja (2016) mencoba memberikan solusi untuk perbedaan ini dengan memberikan hipotesa bahwa kemungkinan bidang sesar mempunyai kemiringan sekitar 50 derajat ke arah timur.

Sesar Opak dan strategi mitigasi

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com 27 Mei 2021, hasil pemantauan Stasiun Geofisika Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Yogyakarta menyatakan bahwa gempa tektonik berkekuatan M 5,9 itu terjadi pada 27 Mei 2006 pukul 05.53 itu memiliki hiposentrum di lepas pantai Samudra Hindia.

Sementara posisi episentrum berada pada perbukitan struktural yang berjarak kurang lebih 15 kilometer di sebelah timur zona Graben Bantul.

Data BPBD Bantul melaporkan sebanyak 4143 korban tewas di wilayah Bantul, serta mencatat 71.763 rumah rusak total, 71.372 rumah rusak berat, 66.359 rumah rusak ringan.

Adapun total korban meninggal akibat gempa di wilayah Klaten tercatat mencapai lebih dari 5.782 orang, luka berat lebih dari 26.299 orang,serta 390.077 lebih rumah roboh.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono melalui Instagram pribadinya sempat mengungkap bahwa kerusakan yang membentuk jalur adalah fenomena unik, mengingat lokasi episenter tidak terletak di zona kerusakan gempa.

Sementara dilansir dari pemberitaan Kompas.com 3 Juli 2017, pakar gempa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawidjaja, menyebut bahwa gempa Yogyakarta sangat merusak karena sesar yang aktif berada di bawah kawasan permukiman penduduk.

Menurut Danny, karakteristik tanah yang berupa endapan vulkanik yang rapuh mengamplifikasi gempa, ditambah dengan konstruksi bangunan yang sangat buruk menyebabkan gempa saat itu sangat merusak.

Namun, kejadian gempa tersebut rupanya masih belum dapat meningkatkan kesadaran warga terhadap pentingnya mitigasi gempa ketika membangun rumah.

Pemerintah bersama lembaga terkait diharapkan dapat lebih serius memetakan dengan rinci sumber-sumber gempa, sehingga pemerintah daerah memiliki dasar untuk merencanakan tata ruang dengan memperhitungkan risiko gempa.

Sumber:
jrisetgeotam.lipi.go.id  
repository.ugm.ac.id 
repository.ugm.ac.id  
kompas.com (Gloria Setyvani Putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Yogyakarta
Viral, Cahaya Hijau di Langit Yogyakarta

Viral, Cahaya Hijau di Langit Yogyakarta

Yogyakarta
Tuai Kecaman, Pendaki yang Nyalakan 'Flare' di Puncak Gunung Andong Diburu Polisi

Tuai Kecaman, Pendaki yang Nyalakan "Flare" di Puncak Gunung Andong Diburu Polisi

Yogyakarta
Penuhi Nazar karena Prabowo Menang Pemilu, Tiga Warga Gunungkidul Jalan Kaki ke Jakarta

Penuhi Nazar karena Prabowo Menang Pemilu, Tiga Warga Gunungkidul Jalan Kaki ke Jakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjamg Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjamg Hari

Yogyakarta
Museum Mini Sisa Hartaku di Yogyakarta: Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Museum Mini Sisa Hartaku di Yogyakarta: Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Yogyakarta
Enggan Komentar soal Pilkada, Pj Walkot Yogyakarta: Saya Sendiko Dawuh

Enggan Komentar soal Pilkada, Pj Walkot Yogyakarta: Saya Sendiko Dawuh

Yogyakarta
Bus Rombongan Halalbihalal Ditabrak Truk di Kulon Progo, Penumpang: Padahal Sejam Lagi Sampai

Bus Rombongan Halalbihalal Ditabrak Truk di Kulon Progo, Penumpang: Padahal Sejam Lagi Sampai

Yogyakarta
Mobil Rumput Adu Banteng dengan 2 Motor, 1 Orang Tewas

Mobil Rumput Adu Banteng dengan 2 Motor, 1 Orang Tewas

Yogyakarta
Pemerintah DIY Pastikan Ganti Penjabat Bupati Kulon Progo dan Wali Kota Yogyakarta

Pemerintah DIY Pastikan Ganti Penjabat Bupati Kulon Progo dan Wali Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Truk Tabrak Bus Rombongan Halalbihalal, 2 Tewas, 10 Luka-luka

Truk Tabrak Bus Rombongan Halalbihalal, 2 Tewas, 10 Luka-luka

Yogyakarta
Anak Amien Rais Ikut Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui DPC PKB Kota Yogyakarta

Anak Amien Rais Ikut Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui DPC PKB Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com