Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sesar Opak, Sesar Aktif yang Menghantui Wilayah Yogyakarta

Kompas.com - 12/12/2022, 15:48 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Masyarakat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai mengenal Sesar Opak sejak kejadian gempa bumi dahsyat yang terjadi pada 27 Mei 2006.

Gempa bumi berkekuatan 5,9 Skala Richter yang dirasakan di sebagian wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Baca juga: BMKG Menyisir Sesar Opak untuk Mitigasi Potensi Gempa di Yogyakarta

Gempa utama tersebut juga terus diikuti gempa susulan dengan kekuatan lebih kecil.

Kekuatan gempa tersebut merusak ratusan ribu bangunan serta memakan ribuan korban jiwa.

Baca juga: Sesar Kendeng, Sesar Aktif yang Melintang dari Jateng hingga Jatim Sepanjang 300 Kilometer

Kerusakan terparah diketahui berada di lajur yang ada di sekitar aliran Sungai Opak di Dusun Potrobayan, Srihardono, Pundong, Bantul yang kini dikenal dengan Sesar Opak.

Baca juga: Sesar Baribis, Sesar Aktif yang Disebut Berpotensi Memicu Gempa Megathrust

Apa itu Sesar Opak?

Sesar Opak adalah patahan yang berada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di sekitar aliran Sungai Opak.

Sesar Opak berarah timur laut-barat daya dengan blok timur relatif bergeser ke utara dan blok barat ke selatan dengan lebar dari zona Sesar Opak ini diperkirakan sekitar 2,5 kilometer (Eko Soebowo, Adrin Tohari, Dwi Sarah, 2007).

Gawir (tebing terjal) yang terbentuk oleh Sesar Opak berada dalam zona fisiografi Pegunungan Selatan (Van Bemmelen, 1949), tepatnya di Lajur Batur Agung.

Sesar Opak menjadi patahan utama yang membatasi Lajur Batur Agung dengan dataran rendah Yogyakarta (Van Bemmelen, 1949; Untung dkk, 1973; Rahardjo dkk, 1995; Sudarno, 1997, dalam Husein dan Srijono, 2009).

Jenis Sesar Opak sempat menjadi tanda tanya

Sesar Opak sebelumnya diperkirakan sebagai sesar turun (Van Bemmelen, 1949; Untung dkk, 1973; Rahardjo dkk, 1995, dalam Husein dan Srijono, 2009).

Hal yang sama diungkap Sudarno (1997), dalam penelitiannya mengenai reaktivasi Sesar Opak, menyimpulkan bahwa Sesar Opak merupakan sesar turun hasil dari reaktivasi sesar geser mengiri yang telah ada sebelumnya.

Namun setelah peristiwa gempa Yogyakarta 2006 terjadi, kesimpulan mengenai pergerakan sesar pembentuk gawir tersebut kembali dipertanyakan oleh para peneliti.

Hal ini karena hasil analisis data gempa menunjukkan sesar penyebab gempa merupakan sesar naik dengan komponen geser mengiri (Harvard-CMT, NEIC-FMT, dan NIED, 2006, dalam Tsuji, 2009; Meilano, 2007, dalam Abidin, 2009; Abidin dkk, 2009; Tsuji dkk, 2009).

Peta Pergerakan Sesar Opak Yogyakarta berdasarkan data pengamatan GNSS yang dipublikasikan pada jurnal oleh Dr. Nurrohmat Widjajanti.geodesigeodinamik.ft.ugm.ac.id Peta Pergerakan Sesar Opak Yogyakarta berdasarkan data pengamatan GNSS yang dipublikasikan pada jurnal oleh Dr. Nurrohmat Widjajanti.

Sementara dikutip dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017, zona Sesar Opak membentuk gawir memanjang berarah barat daya-timur laut yang kemudian membelok ke arah timur dan bergabung dengan sistem sesar naik Batur Agung yang sudah tidak aktif lagi.

Keberadaan sesar Opak kemudian menjadi perhatian karena gempa di Yogyakarta pada tahun 2006 disinyalir terbentuk di sepanjang sesar ini.

Hasil penelitian lapangan yang dilakukan sekitar 3 bulan setelah gempa tahun 2006 menunjukan keberadaan surface ruptures dari gempa ini di lokasi sepanjang Sesar Opak dengan dominan pergerakan geser sinistral (Natawidjaja, 2016).

Namun karena data surface ruptures sudah banyak yang hilang atau tidak terlihat ketika dilakukan penelitian lapangan maka dokumentasi surface ruptures ini menjadi tidak lengkap.

Selain itu ditemukan perbedaan mencolok dari hasil penelitian geologi lapangan dengan hasil rekaman aftershock gempa yang dilakukan oleh Walter dkk. (2008) dan Fukuoka dkk. (2009). Data aftershock mengindikasikan sumber gempa sejajar Sesar Opak namun berada sekitar 5 kilometer ke arah timur.

Natawidjaja (2016) mencoba memberikan solusi untuk perbedaan ini dengan memberikan hipotesa bahwa kemungkinan bidang sesar mempunyai kemiringan sekitar 50 derajat ke arah timur.

Ilustrasi Sesar Opak.Irwan Meilano/ ITB via VIK KOMPAS Ilustrasi Sesar Opak.

Sesar Opak dan strategi mitigasi

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com 27 Mei 2021, hasil pemantauan Stasiun Geofisika Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Yogyakarta menyatakan bahwa gempa tektonik berkekuatan M 5,9 itu terjadi pada 27 Mei 2006 pukul 05.53 itu memiliki hiposentrum di lepas pantai Samudra Hindia.

Sementara posisi episentrum berada pada perbukitan struktural yang berjarak kurang lebih 15 kilometer di sebelah timur zona Graben Bantul.

Data BPBD Bantul melaporkan sebanyak 4143 korban tewas di wilayah Bantul, serta mencatat 71.763 rumah rusak total, 71.372 rumah rusak berat, 66.359 rumah rusak ringan.

Adapun total korban meninggal akibat gempa di wilayah Klaten tercatat mencapai lebih dari 5.782 orang, luka berat lebih dari 26.299 orang,serta 390.077 lebih rumah roboh.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono melalui Instagram pribadinya sempat mengungkap bahwa kerusakan yang membentuk jalur adalah fenomena unik, mengingat lokasi episenter tidak terletak di zona kerusakan gempa.

Sementara dilansir dari pemberitaan Kompas.com 3 Juli 2017, pakar gempa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawidjaja, menyebut bahwa gempa Yogyakarta sangat merusak karena sesar yang aktif berada di bawah kawasan permukiman penduduk.

Menurut Danny, karakteristik tanah yang berupa endapan vulkanik yang rapuh mengamplifikasi gempa, ditambah dengan konstruksi bangunan yang sangat buruk menyebabkan gempa saat itu sangat merusak.

Namun, kejadian gempa tersebut rupanya masih belum dapat meningkatkan kesadaran warga terhadap pentingnya mitigasi gempa ketika membangun rumah.

Pemerintah bersama lembaga terkait diharapkan dapat lebih serius memetakan dengan rinci sumber-sumber gempa, sehingga pemerintah daerah memiliki dasar untuk merencanakan tata ruang dengan memperhitungkan risiko gempa.

Sumber:
jrisetgeotam.lipi.go.id  
repository.ugm.ac.id 
repository.ugm.ac.id  
kompas.com (Gloria Setyvani Putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Yogyakarta
Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Yogyakarta
Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Yogyakarta
YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

Yogyakarta
Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, 'Rasah Kesusu'

Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, "Rasah Kesusu"

Yogyakarta
Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Yogyakarta
Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Yogyakarta
PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com