YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi saat ini masih tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Sedangkan aktivitas vulkanik Gunung Semeru tidak saling terkait dengan aktivitas Gunung Merapi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
"Kalau Merapi saat ini masih erupsi dan intensitas erupsi juga masih tinggi," ujar Agus Budi Santoso, Senin (5/12/2022).
Baca juga: Hujan Deras di Gunung Merapi Picu Banjir Lahar di Kali Gendol, Jalur Tambang Terputus
Agus Budi menyampaikan guguran di Gunung Merapi lebih dari 50 kali per hari. Aktivitas internal juga masih tinggi.
"Kegempaan dari dalam juga di atas itu sehingga Merapi masih sesuai dengan status sekarang (Siaga), kemudian potensi bahaya masih sama juga," tegasnya.
Volume kubah lava lanjut Agus Budi relatif tetap sampai dengan saat ini. Berdasarkan data aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 25 November 2022 sampai dengan 1 Desember 2022, volume kubah barat daya terhitung sebesar 1.616.500 m3. Sedangkan untuk kubah tengah sebesar 2.772.000 m3.
Agus Budi menuturkan, aktivitas vulkanik Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur tidak saling terkait dengan aktivitas Gunung Merapi. Sebab, jarak keduanya jauh. Selain itu keduanya juga mempunyai sistem vulkanik sendiri-sendiri.
"Kami sampaikan, karena jarak Merapi sama Semeru itu jauh ya, masing-masing punya sistem vulkanik sendiri sehingga kemungkinan tidak terkait ya," tegasnya.
Baca juga: Bangunan Rusak, Museum Gunung Merapi Ditutup Sementara
Sama halnya dengan gempa bumi yang terjadi di Cianjur, Agus Budi mengungkapkan tidak mempengaruhi aktivitas Gunung Merapi.
"Kalau berdasarkan data pemantauan yang kami amati, sejauh ini tidak ada pengaruhnya. Aktivitas kegempaan yang terjadi di Cianjur, Garut, itu kami amati tidak berpengaruh kepada aktivitas Merapi saat ini," jelasnya.
Berdasarkan data aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 25 November 2022 sampai dengan 1 Desember 2022 kegempaan Gunung Merapi tercatat 365 kali gempa Vulkanik Dalam (VTA), 48 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 295 kali gempa Fase Banyak (MP), 289 kali gempa Guguran (RF), 26 kali gempa Hembusan (DG), dan 8 kali gempa Tektonik (TT).
Sampai dengan saat ini Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih menetapkan status aktivitas Gunung Merapi dalam tingkat Siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan - barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.