Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT Ungkap Hasil Investigasi Kecelakaan Bus di Bukit Bego, Bantul yang Tewaskan 14 Orang

Kompas.com - 30/11/2022, 14:57 WIB
Wijaya Kusuma,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memaparkan hasil investigasi kecelakaan bus pariwisata menabrak Bukit Bego, Padukuhan Kedungbueng, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, pada Minggu (6/2/2022) silam.

Peristiwa ini menyebabkan 14 orang meninggal dunia termasuk pengemudi bus.

Plt Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan LLAJ KNKT Ahmad Wildan mengatakan, fatalitas korban dipicu oleh bodi kendaraan yang mengalami keropos.

"Bodi kendaraan (bus) banyak mengalami keropos. Pada saat terjadi benturan terdeformasi masuk ke survival space, inilah yang meningkatkan fatalitas dan yang membunuh korban," ujar Ahmad di Sleman, pada Rabu (30/11/2022).

Baca juga: Korban Kecelakaan Bus di Bukit Bego Bantul Jadi 14 Orang, Sopir Ditetapkan sebagai Tersangka

Wildan menuturkan, KNKT melihat di lokasi kejadian atap bus jatuh.

Sedangkan, bangku penumpang yang ada di dalam bus tersebut juga tidak disertai dengan sabuk keselamatan.

Selain itu, KNKT juga menyoroti tentang kaca bus yang mengalami kecelakaan tersebut.

"Kami menemukan kacanya tidak terbuat dari safety glass, nah ini berbahaya," ucap dia.

Wildan menuturkan, bus yang tidak menggunakan kaca non safety glass akan berdampak fatal bagi keselamatan ketika terjadi kecelakaan.

Wildan mencontohkan, peristiwa serempetan dua bus di Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara.

"Hanya serempetan, bukan head to head itu yang meninggal delapan orang, yang sebelah kanan semua. Karena apa, kacanya berubah jadi 'pisau', delapan orang yang meninggal itu ada yang dadanya terbelah dan sebagainya," ucap dia.

Baca juga: Imbauan Bus tak Melintas di Bukit Bego Akhir Pekan, Begini Tanggapan Pengelola Wisata dan Relawan Pasang Ban

Dari kejadian tersebut, Wildan menghimbau agar bus menggunakan safety glass.

Tujuanya tidak lain adalah untuk keselamatan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com