YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polres Bantul mengimbau bus besar melintas di kawasan Imogiri-Dlingo setiap akhir pekan, hal ini menyusul kecelakaan bus Pariwisata yang mengakibatkan 13 orang tewas pada hari Minggu (6/2/2022) lalu.
Imbauan itu mendapat tanggapan pengelola wisata di Mangunan, dan masyarakat sekitarnya.
Ketua Koperasi Notowono, yang mengelola sejumlah objek wisata di Kapanewon Dlingo Purwo Harsono mengaku sudah mendengar informasi mengenai imbauan tersebut, dan dirinya mengikuti saja.
Hanya saja, pria yang disapa Ipung ini mengaku selama ini kawasan tersebut banyak dilalui bus besar, dan sebagian besar aman.
Sebab, jalur yang sudah cukup lebar dengan banyaknya rambu juga sudah dites organisasi angkutan darat (organda).
"Kalau berbicara jalur, kemudian dianggap jalur berbahaya tidak layak dilewati. Ini saya membuka data November (2021) sampai sekarang saja ada 1.312 bus naik dan aman-aman saja. Artinya kan belum tentu itu faktor dari jalur," kata Ipung saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon Selasa (8/2/2022).
Ipung mencontohkan, laka sebelumnya diawali bus mengalami kendala sebelum akhirnya terperosok, dan hari Minggu kemarin juga mengalami yang sama.
Untuk itu dibanding larangan, Ipung berharap pemerintah menyarankan untuk PO Bus memastikan kondisi bus sebelum berangkat.
Jangan sampai bus yang tidak layak masih dibiarkan beroperasi, karena bisa membahayakan penumpang.
"Jangan sampai bus buatan lama dipaksakan dipakai. Jika terjadi seperti ini kami juga dirugikan to. Artinya kita tidak serta-merta terus ngeyel bahwa jalur ini aman, tidak, saya tidak seperti itu. Tapi saya kepingin dibuka hal sebenarnya, penyebabnya human errornya driver, kendaraan tidak layak atau karena jalur," kata Ipung.
Warga dan sukarelawan berinisiatif memasang ban di jalur maut Dlingo-Imogiri sebagai antisipasi kecelakaan parah terulang.
Perwakilan relawan Rus Susanto mengatakan, pemasangan ban di sepanjang selokan tebing batu Bukit Bego, dan ditargetkan ada 1.000 ban bekas yang dipasang.
Sampai siang tadi pihaknya berhasil mengumpulkan 500 ban, yang diperoleh dari warga, pengumpulan diumumkan di media sosial.
Baca juga: Mengenal Bukit Bego Bekas Tambang dan Lokasi Favorit Goweser di Imogiri
"Kami berinisiatif supaya kecelakaan parah seperti kemarin tidak terulang lagi," kata Rus
Pemasangan ban nantinya akan mengikuti selokan yang terdapat sepanjang tebing Bukit Bego, sehingga jika terjadi tumbukan bisa diredam.