Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengira Tungku, Lansia Diduga Pikun Ini Sulut Api ke Kasur untuk Masak Air, Rumahnya Terbakar

Kompas.com, 30 November 2022, 06:35 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Mengira pawon atau tungku kayu bakar, seorang lanjut usia menyalakan api pada kasur yang berada dalam rumah di Pedukuhan Sibolong, Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebagian isi rumah dan beberapa bagian dinding terbakar akibat perbuatan itu, yakni di kamar maupun dapur.

Lansia bernama HS ini selamat setelah warga turut membantu memadamkan api.

Baca juga: Kisah Nunu, Selamatkan 4 Lansia dari Reruntuhan Gempa Cianjur, Gendong Korban hingga ke Pengungsian

“Nihil korban jiwa pada peristiwa ini. Kerugian sedikitnya Rp 2.000.000,” kata Plh Kasi Humas Polres Kulon Progo, IPTU Dwi Wijayanto melalui pesan singkat, Selasa (29/11/2022).

HS tinggal bersama P di rumah itu. Kedua lansia ini berusia sekitar 80 tahun.

Hasil pemeriksaan di lokasi, polisi menduga HS merupakan lansia yang pikun. Ia semula bermaksud merebus air dalam ceret atau teko.

Ia malah meletakkan ceret pada kasur. Diduga karena pikun itu, ia mengira kasur adalah tungku, kemudian menyalakan api di sana. HS bahkan menunggu di sampingnya.

Perbuatan itu mengakibatkan api cepat membesar dan merusak tiga kasur, satu televisi, dan satu penanak nasi atau magic com, dan satu meteran listrik turut terbakar. Beberapa bagian kayu dinding tampak hangus terbakar, juga beberapa bagian atap tampak pecah dan bolong.

“Bahkan satu meteran listrik ikut terbakar,” kata Dwi.

Baca juga: Lansia Tewas Diduga Tertabrak Kereta di Pesanggrahan, Ditemukan Mengambang di Genangan Air

Dukuh (kepala dusun) Sibolong, Suharna mengungkapkan, kedua korban kebakaran itu dikenal warga sebagai Hadi Sumarto dan Parni. Mereka hidup di rumah tua ukuran 5x7 meter, berdiri di lereng bukit dan jauh dari tetangga.

“Di rumah ini semuanya tua, mulai dari rumahnya yang tua, atapnya tua, bahkan penghuninya sudah sepuh,” kata Suharna.

Mereka hidup sendiri karena semua anaknya merantau di luar DI Yogyakarta. Mereka ditemani menantu dan cucu yang sibuk bekerja dan beraktivitas di luar dusun.

Di rumah itu, lansia ini meletakkan tempat tidur di dekat tungku. Mereka melakukan ini untuk melawan dinginnya cuaca alam Jatimulyo yang memang berada di dataran tinggi Perbukitan Menoreh.

Baca juga: Tiap Hari Ada Lansia di DIY Meninggal Akibat Terpapar Covid-19 dan Memiliki Komorbid

Terlebih belakangan ini, hujan, kabut dan udara dingin terus terjadi di Bukit Menoreh. Karena itu mereka suka tidur dekat tungku biar terasa hangat.

Sedikit berbeda dengan polisi, Suharna mengungkapkan, bisa saja kebakaran ini muncul karena tempat tidur dekat dengan tungku tersebut.

“Mungkin lebih dulu kena selimut, kemudian menjalar ke yang lain, bahkan sampai meteran listrik,” kata Suharna. Ia mengungkapkan, kasus ini sejatinya menjadi pelajaran bersama bahwa warga yang lansia, terutama yang hidup sendirian, sebaiknya terus memperoleh perhatian.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau