KOMPAS.com - Insiden ambruknya atap SD Muhammadiyah Bogor di Playen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sisakan trauma bagi para siswa.
Dilansir dari TribunJogja.com, insiden itu membuat sejumlah siswa trauma untuk ke sekolah.
Hal itu diungkapkan W, salah satu orangtua murid kelas 6 berinisial B. W mengatakan, anaknya sempat mengaku takut berangkat ke sekolah.
Baca juga: Kasus Atap SD Muhammadiyah Bogor Ambruk, Polisi Periksa 10 Saksi dan Datangkan Ahli dari UGM
Menurut W, saat insiden itu terjadi, B berada di dekat FA. FA merupakan siswa yang meninggal dunia dalam insiden itu. Sementara putrinya sendiri alami luka-luka dalam insiden tersebut.
"Saat itu anak saya berada di pinggir ruangan, baru selesai mengikuti kegiatan pengajian di gedung itu," jelas W pada wartawan, Rabu (9/11/2022).
Baca juga: Ribuan Warga Iringi Kepergian F, Korban Ambruknya Atap SD Muhammadiyah Bogor
"Takut katanya, bahkan minta pindah sekolah lain saja," tambahnya.
Selain itu, kata W, adik B yang masih duduk di kelas satu juga mengaku trauma dan takut berangkat sekolah.
Baca juga: Saldo Awal Saya Rp 2 Miliar Lebih, Waktu Cek Sudah Nol Rupiah
Sementara itu, Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak, Dinsos-PPPA Gunungkidul, Aris Winata, menjelaskan, sejumlah siswa SD Muhammadiyah Bogor yang menjadi korban kondisinya masih trauma.
Hal itu ditunjukkan dengan keluhan yang diterimanya soal para siswa yang sulit tidur. Kondisi itu, katanya, jelas sebagai bentuk trauma.
"Makanya harus segera ditangani agar traumanya bisa ditekan," jelas Aris.
Pihaknya saat ini telah berkoordinasi dengan provinsi untuk program pendampingan itu. Namun pelaksanaannya harus menunggu hingga mereka pulih sepenuhnya secara medis.
"Kalau benar-benar dinyatakan stabil secara medis, baru proses Trauma Healing kami lakukan," ujarnya.
Sepuluh saksi terkait insiden itu telah diperiksa. Polisi juga berkoordinasi sejumlah ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengungkap penyebab atap di tiga ruangan SD Muhammadiyah Bogor ambrol.
"Sudah 10 orang yang kita periksa jadi saksi baik dari pihak sekolah, komite, maupun dari pemborongnya," kata Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Mahardian Dewo Negoro, Rabu (9/11/2022).
Mahardian menjelaskan, tim UGM juga telah menganalisa dan mengambil sampel atap yang roboh tersebut.
Soal dugaan kelalaian, polisi mengaku masih mendalaminya.
"Untuk pelanggaran atau kelalian masih dalami, yang pastinya agar lebih jelas ketika kita sudah mendapatkan penjelasan teknis dari UGM," lanjutnya.
(Penulis : Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor : Dita Angga Rusiana)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Ambruknya Atap Gedung SD Muhammadiyah Bogor Gunungkidul Bikin Siswa Alami Gangguan Sulit Tidur
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.