Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Hektar Lahan Cabai di Bantul Terendam Air, Petani Terancam Gagal Panen

Kompas.com - 11/10/2022, 22:40 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Ratusan hektar lahan cabai milik petani terendam air di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

Hujan deras beberapa hari terakhir menyebabkan petani terancam gagal panen.

"Kebetulan saya juga tahu kondisinya, dan terbesar itu (lahan cabai) di sisi selatan. Untuk total lahan cabai yang tergenang air ada itu lebih dari 100 hektar," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul Joko Waluyo saat dihubungi wartawan melalui telepon Selasa (11/10/2022).

Baca juga: Curah Hujan Tinggi, 20 Hektar Cabai Merah Gagal Panen Raya karena Tergenang Banjir

Dijelaskannya, lahan cabai tergenang air pada bagian akar karena selokan tidak mampu menampung debit air.

"Jadi bukan terendam sampai atas," kata dia.

Joko mengatakan, untuk penanganan, melihat cuaca ke depannya, karena jika dibuang akan sulit mencari lokasi pembuangan.

Musuh utama cabai selain hama dan penyakit adalah curah hujan tinggi menyebabkan tanaman cabai layu kemudian mati.

"Disedot pompa kita kalah, buangannya kan repot itu," kata dia.

Baca juga: Mendag: Harga Cabai dan Bawang di Bali Lebih Stabil Dibanding di Jawa

Salah seorang petani  cabai di Kapanewon Kretek, Bantul, Kismanto mengatakan, air menggenang karena hujan beberapa hari terakhir.

Genangan air karena dari selokan tidak bisa langsung ke sungai.

Para petani melihat tanaman cabai hijau besar yang sudah siap panen ini daunnya mulai layu dan menguning.

Untuk cabai siap panen juga mulai rontok yang merupakan tanda awal tanaman cabai akan mati.

"Semua itu karena ketinggian lahan dengan sungai lebih tinggi sungainya, sehingga luapan air tidak bisa dibuang dan terus menggenangi lahan cabai sampai sekarang," kata Kismanto.

Dikatakannya, tanaman cabai masih bisa bertahan di genangan hanya satu hingga dua hari. Jika lebih dari itu, maka bisa dipastikan akan mati.

Untuk saat ini dirinya bersama petani lainnya hanya bisa berharap cuaca membaik, sehingga tanaman bisa diselamatkan.

"Cabai tetap dipanen kualitasnya buruk dan hanya dihargai sangat murah oleh pedagang, seperti Rp 2.500 per kilogram," kata Kismanto. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com