Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan 3 Bangunan di Sumbu Filosofi Yogyakarta, Apa Maknanya?

Kompas.com - 15/09/2022, 16:54 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Pohon kemuning bermakna sebagai ning (keheningan) sebagai lambang kesucian dan pikiran yang jernih.

Perjalanan dilanjutkan ke area Kamandhungan Lor atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pelataran Keben yang ditanami pohon keben dengan makna tangkeben atau menutup.

Filosofinya adalah pada usia senja, perjalanan manusia harus bisa menutup segala tingkah laku yang kurang elok.

Setelah itu di bagian selatan terdapat pelataran Srimanganti dengan bangunan Bangsal Trajumas.

Traju berarti timbangan, dan mas berarti logam mulia yangmelambangkan bahwa manusia akan ditimbang amal baik dan buruknya di alam penantian (manganti) menuju keabadian.

Alam keabadian di dalam Keraton Yogyakarta diwakili dengan adanya pelita Kyai dan Nyai Wiji yang disimpan di Gedhong Prabayeksa, di dalam kompleks Kedhaton.

Kedua pelita itu dijaga hingga tidak pernah padam sejak masa Sri Sultan Hamengku Buwono I sampai sekarang dengan apinya diambil dari sumber api abadi Mrapen.

Di halaman Kedhaton, ditanam pohon sawo kecik yang berarti perbuatan sarwo becik (serba baik), pohon jambu klampok arum yang berarti bersikap “harum”, baik dalam ucapan dan tindakan, serta pohon kantil dengan makna kemantil-mantil atau selalu teringat (untuk berbuat baik).

Konsep atau filosofi mengenai paran yang ditarik dari Tugu Golong Gilig atau Tugu Pal Putih pun berakhir di sini.

Makna Sumbu Filosofi Yogyakarta bagi seorang Sultan

Khusus bagi seorang Sultan, poros ini memiliki makna berbeda yaitu dimulai dari arah Keraton menuju Tugu Golong Gilig dan dari arah Keraton menuju Panggung Krapyak.

Dari arah Keraton, Sultan akan bermeditasi dengan duduk siniwaka di Bangsal Manguntur Tangkil yang berada di Siti Hinggil Lor, dengan arah pandang ke Tugu Golong Gilig.

Karena itu Tugu Golong Gilig juga disebut sebagai simbol yang melambangkan Manunggaling Kawula Gusti.

Bentuk Tugu yang mengarah ke atas merupakan simbol meleburnya kawula atau rakyat dan gusti atau Sultan, sekaligus kawula dalam makna manusia (termasuk Sultan) dan Gusti yang berarti Tuhan.

Bentuk kewajiban Sultan kepada rakyat digambarkan pada fasilitas masyarakat berupa fasilitas ekonomi yaitu Pasar Beringharjo, fasilitas pemerintahan berupa Kompleks Gedung Kepatihan, dan pengayoman spiritual dicerminkan dengan keberadaan Masjid Gedhe.

Sementara bagi seorang sultan, arah dari Keraton menuju Panggung Krapyak melambangkan area akhir (pungkuran).

Keberadaan sebuah pintu gerbang di bagian selatan kompleks Keraton Yogyakarta yaitu Plengkung Nirbaya (Plengkung Gading) merupakan jalan menuju tempat peristirahatan terakhir para Sultan di Pajimatan Imogiri.

Oleh karena itu, ada larangan bagi setiap Raja atau Sultan yang bertahta maupun keluarga untuk melewati pintu gerbang atau plengkung tersebut semasa hidup.

Sumber:
kebudayaan.kemdikbud.go.id 
www.kratonjogja.id 
kratonkec.jogjakota.go.id/ 
jogja.tribunnews.com 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Yogyakarta
Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com