Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan 3 Bangunan di Sumbu Filosofi Yogyakarta, Apa Maknanya?

Kompas.com - 15/09/2022, 16:54 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Oleh karena itu pada bagian kiri dan kanan Kemagangan terdapat kampung Sekul Langgen dan Gebulen, tempat tinggal Abdi Dalem yang bertugas sebagai juru masak keraton.

Lokasi kampung itu memiliki makna bahwa anak yang sedang tumbuh memerlukan asupan makanan yang cukup.

Di sekitar area tersebut juga ditanami pohon jambu dersana (kaderesan sihing sasama) yang bermakna keteladanan bagi sesama (sinudarsana).

Filosofi sangkan kemudian berhenti di tempat ini karena telah sampai pada simbol di mana anak telah tumbuh menjadi manusia dewasa.

2. Perjalanan dari Tugu Pal Putih (Tugu Golong Gilig) ke Keraton Yogyakarta

Filosofi paran dimulai dari Tugu Pal Putih atau disebut juga Tugu Golong Gilig menuju ke arah selatan yaitu menuju Keraton Yogyakarta.

Tugu Golong Gilig pada masa lalu tidak memiliki bentuk yang sama dengan yang ada saat ini.

Tugu yang asli rusak akibat gempa pada tahun 1867 yang kemudian dibangun kembali dengan bantuan pemerintah Hindia-Belanda.

Karena tugu tersebut berwarna putih sebagai lambang kesucian, maka orang Belanda menyebutnya dengan De Witte Paal sehingga kemudian dikenal sebagai Tugu Pal Putih.

Bentuk Tugu Golong Gilig pada masa lalu memiliki puncak tugu berbentuk bola (golong) dan badan tugu berbentuk kerucut terpancung yang berbentuk bulat panjang (gilig) dengan ketinggian 25 meter.

Filosofi yang ada pada Tugu Golong Gilig adalah “golonging cipta, rasa, lan karsa untuk menghadap Sang Khalik” atau bersatunya seluruh kehendak untuk menghadap Sang Pencipta.

Keberadaan Tugu Golong Gilig adalah lambang perjalanan seorang manusia dalam melaksanakan proses kehidupannya.

Posisi Tugu Golong Gilig diapit oleh dua desa, yaitu Pingit (menyimpan) di Barat dan Gondolayu (bau mayat) di timur.

Makna penamaan kedua desa ini adalah bahwa ketika manusia hendak memulai perjalanan menuju Sang Pencipta, maka yang harus dilakukan adalah meninggalkan hal-hal yang berbau busuk.

Kemudian terdapat empat buah jalan yang terbentang dari utara ke selatan berturut-turut yaitu Jalan Margatama, Jalan Malioboro, Jalan Margamulya, dan Jalan Pangurakan.

Makna Jalan Margatama adalah jalan menuju keutamaan, Jalan Malioboro (Maliabara) berarti penggunaan “obor” sebagai penerang, yaitu ajaran para wali, Jalan Margamulya berarti jalan menuju kemuliaan, dan Jalan Pangurakan yang berarti manusia harus bisa mengusir (ngurak) nafsu-nafsu yang buruk

Sepanjang tepian Jalan Margatama hingga Jalan Margamulya ditanami pohon asam (asem) yang melambangkan sengsem (ketertarikan) dan pohon gayam yang melambangkan ayom (ketenangan).

Kemudian perjalanan akan memasuki kawasan Alun-Alun Utara, di mana kata kata alun (ombak) menggambarkan berbagai gelombang yang dihadapi manusia sebelum kembali kepada Penciptanya dan diwujudkan dalam bentuk pasir yang mengelilingi area tersebut.

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Terdapat beberapa nama kampung yang diambil dari nama tempat tinggal para pangeran ataupun bangsawan Keraton Yogyakarta yang disebut sebagai Dalem. 
SHUTTERSTOCK/Aquavisuals Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Terdapat beberapa nama kampung yang diambil dari nama tempat tinggal para pangeran ataupun bangsawan Keraton Yogyakarta yang disebut sebagai Dalem.

Memasuki area Keraton, terdapat Siti Hinggil Lor yang ditanami pohon gayam, kepel, dan kemuning.

Pohon kepel bermakna sebagai tangan yang mengepal melambangkan tekad dan kemauan untuk bekerja sebagai manusia dewasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Yogyakarta
Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta
Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Yogyakarta
Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Yogyakarta
Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Yogyakarta
Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com