Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Naik Tajam, Tukang Sampah: Dulu Kami Masih Bisa Tutup dengan Barang Rosok, Kali ini Tidak Ada Cara Kecuali Iuran Naik

Kompas.com, 5 September 2022, 06:51 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Harga bahan bakar minyak (BB)M naik terasa begitu tajam bagi salah satu tukang sampah keliling di Kalurahan Wates, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Warga Pedukuhan Jogoyudan bernama Watono ini sudah membayangkan banyak rentetan berikutnya setelah harga BBM naik. Ujungnya, tentu adalah kenaikan iuran sampah para pelanggan.

“Efek dominonya nanti ke sana,” kata Watono usai mengisi Pertalite di SPBU Kasam, Sabtu (3/9/2022).

Baca juga: Masyarakat Belum Siap Hadapi Kenaikan Harga BBM, apalagi Setelah Inflasi Bahan Pangan...

Watono antre pada urutan tiga saat berada di SPBU Kasam, Jalan Tentara Pelajar, Beji, Wates. Pria itu melihat petugas SPBU yang menghentikan pengisian sementara. Ia tidak beruntung mendapat harga lama di detik-detik perubahan harga, pukul 14.30 WIB itu.

Watono tenaga lapangan yang mengumpulkan sampah dari satu rumah ke rumah lain di dua dusun di Wates, yakni Jogoyudan dan Terbah. Ia bekerja di bawah Kelompok Swadaya Mandiri (KSM) Melati, di mana kelompok ini punya lima pengumpul, tiga tenaga pemilah dan empat pengurus.

Adimas Afif Penilaian Pengamat Soal Naiknya BBM Subsidi

Watono pakai motor dengan bak gerobak sampah ke 150-an rumah setiap hari, selama enam hari dalam satu Minggu.

Ongkos bahan bakar motor baginya cukup besar, yakni Rp 120.000 per minggu atau hampir Rp 500.000 per bulan. Dengan kenaikan terbaru, ongkos operasionalnya bisa tembus di atas Rp 600.000 per bulan.

Belum termasuk biaya pengiriman sampah dari tempat pemilahan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pihak lain menjadi transportir sampah hingga ke TPA. Transportir tentu cepat lambat akan menaikkan tarif angkutnya.

Selanjutnya akan berimbas pada iuran pelanggan. “Pasti akan ada nasabah minta, jangan dinaikkan sekarang, soalnya semua serba naik,” kata Watono.

Baca juga: Harga BBM Naik, Bagaimana Nasib IHSG Hari Ini?

Watono menjelaskan, biasanya mereka menyiasati kenaikan harga BBM bukan buru-buru dengan menaikkan tarif. Kelompoknya sebenarnya masih bisa mendapat keuntungan dari barang rongsokan yang bisa dipilah. Ini pemasukan tambahan bagi pekerja.

Bila dulu kenaikan harga BBM cuma Rp 500 per liter, menurut Watono, maka masih bisa ditutupi dari hasil memilah sampah dan menjual barang rongsokan.

Berbeda bila kenaikan sampai Rp 2.400. Tidak ada jalan lain untuk menaikkan tarif pengambilan sampah.

“Biaya angkut truk dari hanggar saya ke TPA, kemungkinan bisa naik. Belum lagi kenaikan onderdil bakal naik juga. Karena itu, kemungkinan akan ada (naik) penagihan,” kata Watono.

Baca juga: Pengamat Sebut Pemerintah Banyak Keluarkan Kebijakan Gimmick Sebelum Naikkan Harga BBM

Pada kesempatan sama di SPBU Kasam, seorang pengemudi mobil Suzuki Futura terkejut dengan kenaikan ini. Ia biasa mengisi Pertalite Rp 200.000 untuk mobil.

Ia mengaku pasrah pada kebijakan pemerintah.

“Tidak terkejut karena sudah pasti naik. Sebelumnya sudah ada kabar mau naik, ternyata sekarang. Saya ikut saja,” kata Untung, warga Pengasih.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau