Salin Artikel

Harga BBM Naik Tajam, Tukang Sampah: Dulu Kami Masih Bisa Tutup dengan Barang Rosok, Kali ini Tidak Ada Cara Kecuali Iuran Naik

Warga Pedukuhan Jogoyudan bernama Watono ini sudah membayangkan banyak rentetan berikutnya setelah harga BBM naik. Ujungnya, tentu adalah kenaikan iuran sampah para pelanggan.

“Efek dominonya nanti ke sana,” kata Watono usai mengisi Pertalite di SPBU Kasam, Sabtu (3/9/2022).

Watono antre pada urutan tiga saat berada di SPBU Kasam, Jalan Tentara Pelajar, Beji, Wates. Pria itu melihat petugas SPBU yang menghentikan pengisian sementara. Ia tidak beruntung mendapat harga lama di detik-detik perubahan harga, pukul 14.30 WIB itu.

Watono tenaga lapangan yang mengumpulkan sampah dari satu rumah ke rumah lain di dua dusun di Wates, yakni Jogoyudan dan Terbah. Ia bekerja di bawah Kelompok Swadaya Mandiri (KSM) Melati, di mana kelompok ini punya lima pengumpul, tiga tenaga pemilah dan empat pengurus.

Ongkos bahan bakar motor baginya cukup besar, yakni Rp 120.000 per minggu atau hampir Rp 500.000 per bulan. Dengan kenaikan terbaru, ongkos operasionalnya bisa tembus di atas Rp 600.000 per bulan.

Belum termasuk biaya pengiriman sampah dari tempat pemilahan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pihak lain menjadi transportir sampah hingga ke TPA. Transportir tentu cepat lambat akan menaikkan tarif angkutnya.

Selanjutnya akan berimbas pada iuran pelanggan. “Pasti akan ada nasabah minta, jangan dinaikkan sekarang, soalnya semua serba naik,” kata Watono.

Watono menjelaskan, biasanya mereka menyiasati kenaikan harga BBM bukan buru-buru dengan menaikkan tarif. Kelompoknya sebenarnya masih bisa mendapat keuntungan dari barang rongsokan yang bisa dipilah. Ini pemasukan tambahan bagi pekerja.

Bila dulu kenaikan harga BBM cuma Rp 500 per liter, menurut Watono, maka masih bisa ditutupi dari hasil memilah sampah dan menjual barang rongsokan.

Berbeda bila kenaikan sampai Rp 2.400. Tidak ada jalan lain untuk menaikkan tarif pengambilan sampah.

“Biaya angkut truk dari hanggar saya ke TPA, kemungkinan bisa naik. Belum lagi kenaikan onderdil bakal naik juga. Karena itu, kemungkinan akan ada (naik) penagihan,” kata Watono.

Pada kesempatan sama di SPBU Kasam, seorang pengemudi mobil Suzuki Futura terkejut dengan kenaikan ini. Ia biasa mengisi Pertalite Rp 200.000 untuk mobil.

Ia mengaku pasrah pada kebijakan pemerintah.

“Tidak terkejut karena sudah pasti naik. Sebelumnya sudah ada kabar mau naik, ternyata sekarang. Saya ikut saja,” kata Untung, warga Pengasih.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/09/05/065126178/harga-bbm-naik-tajam-tukang-sampah-dulu-kami-masih-bisa-tutup-dengan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke