Komandan Polisi Militer Komando Daerah Militer IV/Diponegoro Kolonel CPM Rinoso Budi menjelaskan, Kopda Muslimin meninggal diduga karena keracunan.
"Hasil autopsi tidak menemukan luka akibat kekerasan, diduga karena keracunan," ungkapnya di Rumah Sakit Bhayangkara, Semarang, Kamis.
Walau demikian, pihaknya masih membutuhkan pemeriksaan penunjang patologi anatomi. Pemeriksaan itu diperkirakan memakam waktu cukup lama.
Baca juga: Hasil Autopsi, Kopda Muslimin Diduga Meninggal karena Racun, Tak Ada Luka Kekerasan Fisik
"Butuh waktu dua hingga empat minggu. Kita juga membutuhkan pemeriksaan laboratorium," tuturnya.
Dia menambahkan, Kopda Muslimin diperkirakan meninggal pada enam hingga dua belas jam sebelum pemeriksaan. Waktu tersebut sesuai dengan hasil laporan.
"Laporan meninggal pukul 07.00 WIB hingga 07.30 WIB," jelasnya.
Kopda Muslimin diduga menjadi dalang penembakan istrinya berinisial RW. Penembakan terjadi di depan rumah mereka di Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Dugaan turut campurnya Kopda Muslimin dalam penembakan sang istri diketahui berdasarkan pengakuan lima pelaku yang terlibat penembakan RW.
Kelima pelaku itu telah ditangkap polisi.
Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi menyampaikan, Kopda Muslimin memberikan bayaran sebesar Rp 120 juta kepada pelaku.
Baca juga: Nasihat Terakhir Orangtua Kopda Muslimin untuk Anaknya...
Sumber: (Penulis: Kontributor Kendal, Slamet Suryatin; Kontributor Semarang, Muchamad Dafi Yusuf | Editor: Dita Angga Rusiana, Khairina), Kompas TV
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.