Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Magelang Uji Laboratorium Air Sungai yang Mendadak Berbusa hingga Sebabkan Ribuan Ikan Mati

Kompas.com, 15 Juli 2022, 19:09 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang, Jawa Tengah, telah mengirim sampel air dari Sungai Gandekan, Keluarahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang, Kota Magelang, Jawa Tengah, yang diduga tercemar limbah kimia.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala DLH Kota Magelang Irwan Adhie Nugroho mengatakan, sampel air dikirim ke laboratorium di Yogyakarta, Jumat (15/7/2022). 

Baca juga: Sungai di Kota Magelang Mendadak Berbusa, Ribuan Ikan Budidaya Warga Mati

Langkah ini untuk mengetahui indikasi dan kandungan air yang dipenuhi busa mirip sabun.

Akibat pencemaran ini, organisme dan ribuan ikan budidaya warga setempat mati sejak Kamis (14/7/2022).

”Sampel sudah dikirim, tapi kami tidak boleh gegabah. Kami harus menunggu hasil kepastian investigasi ini rampung dilakukan dan ada bukti dari cek laboratorium,” ujar Irwan, di kantornya, Jumat (15/7/2022). 

Sejauh ini, Pemkot Magelang bersama Polres Magelang Kota masih menyelidiki penyebab pasti tercemarnya teknis irigasi Sungai Gandekan yang mengakibatkan para peternak ikan di kawasan selatan Kota Magelang itu rugi besar.

Pihaknya menelusuri titik hulu aliran air yang mengeluarkan busa. Didapati bahwa titik pencemaran sungai berada dekat dengan sebuah pabrik di kawasan Kelurahan Tidar Utara, Kecamatan Magelang Selatan. 

Baca juga: Minibus Angkut 7 Penumpang Hilang Kendali dan Tercebur ke Sungai, 1 Orang Hilang

Irwan mengakui, sejauh ini banyak yang berasumsi sumber limbah berasal dari sabun pabrik tersebut. Tapi pihaknya enggan menyimpulkan sebelum ada hasil investigasi.

”Tentunya tidak elok jika harus menyimpulkan terlalu dini. Secara prinsip perushaan tersebut sudah kami hubungi, dan mereka sangat kooperatif," kata Irwan. 

Menurutnya, analisa dampak lingkungan dari pencemaran air Sungai Gandekan, membutuhkan data-data valid tidak sekadar asumsi dan dugaan. 

“Harus dibuktikan berdasarkan kajian laboratorium. Kita tidak bisa sepihak. Nunggu hasil investigasi selesai. Setelahnya, 10 hari seusai investigasi baru akan tuntas secara keseluruhannya,” ucapnya.

Baca juga: Loncat ke Sungai Saat Ditangkap Polisi, Bandar Narkoba Tewas Tenggelam

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Magelang Joko Budiyono mengaku, sudah menerjunkan tim khusus untuk mengungkap penyebab matinya ribuan organisme di sepanjang aliran sungai Gandekan. 

Ia berharap warga tetap tenang, meskipun ancaman gagal panen sudah di depan mata.

”Ini baru proses investigasi dan penyelidikan. Nantinya, kalau sudah ketemu akar masalahnya, baru kita bahas soal solusinya. Saya harap warga tetap tenang,” ujarnya.

Dirinya tidak menampik, sebagian kelompok tani binaan Pemkot Magelang maupun pribadi terpaksa merugi karena gagal panen.

Halaman:


Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau