Jumiah menuturkan, ia awalnya menabung untuk naik haji. Impian itu ia genggam erat sejak suaminya meninggal dunia.
“Awalnya saya ingin menabung untuk naik haji. Tapi saya kurban sapi dulu, biar saya dan keluarga kalau mati nanti bisa naik sapi ke surga,” ungkapnya.
Jumiah menerangkan, ia masih bercita-cita pergi haji. Oleh karena itu, dia akan menabung lagi.
“Setelah bisa membeli sapi kurban, saya akan menabung lagi untuk naik haji,” tuturnya.
Ketua panitia penyembelihan hewan kurban Masjid Besar Darul Muttaqin Kebondalem Khoirur Roziqin menjelaskan, pihaknya telah menerima kurban dari Jumiah.
Saat ini, terang Khoirur, sapi itu dititipkan di penjual untuk dirawat dan akan diambil sebelum hari-H Idul Adha.
Nantinya, sapi tersebut akan disembelih dengan hewan kurban lainnya.
Soal nenek pemulung bisa berkurban sapi, Khoirur menyampaikan bahwa dirinya kagum dengan kegigihan Jumiah.
Ia berharap semangat nenek 80 tahun tersebut bisa menjadi contoh bagi semua orang.
“Saya sangat kagum dengan nenek Jumiah. Dia bekerja kerja keras sebagai pemulung, hasilnya kemudian ditabung dan dibelikan seekor sapi untuk kurban,” terangnya.
Baca juga: Kisah Tukang Becak Naik Haji, Menabung Selama Puluhan Tahun demi Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kendal, Slamet Priyatin | Editor: Khairina), TribunBanyumas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.