Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lika liku Penderes Nira di Kulon Progo, Ogah Gunakan Alat hingga Risiko Tinggi

Kompas.com - 29/06/2022, 05:15 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com –Alat memanjat pohon kelapa teronggok di pelataran samping rumah Saifudin pada Pedukuhan Anjir, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pamong desa Hargorejo ini penderes yang sudah memanjat kelapa sejak remaja.

Ia mengaku belum pernah menggunakan alat keselamatan sekalipun punya alat dari bahan besi beton dan pelat setinggi dadanya.

“Kami memang diberi cuma-cuma, terima kasih. Tapi kami memang belum pernah pakai,” kata Saifudin di rumahnya, Selasa (28/6/2022).

Baca juga: Kelelahan Saat Menyadap Nira, Kakek di Bali Ditemukan Pingsan Tergantung di Pohon Aren

Alat memanjat ini bantuan pemerintah sekitar lima tahun lalu. Kondisinya masih utuh, kokoh dan cat merahnya belum pudar.

Hanya sedikit berdebu karena diletakkan di tempat penyimpanan barang, tidak berkarat dan aman dari hujan maupun sinar matahari.

Saifudin mengingat bagaimana 15-an penderes Anjir menerima bantuan pemerintah ini. Tidak hanya itu, penyadap dari pedukuhan lain di desanya juga menerima bantuan serupa.

Namun, ia meyakini alat itu tidak dipakai oleh para penderes. Pasalnya, alat terasa berat dan ribet, baik ketika dijinjing, saat dipakai, saat memanjat, termasuk membawanya ke sana ke mari.

Pemakaian rangka besi itu dirasa membuat tidak efisien.

“Kalau soal keamanan ya pasti (penderes jadi lebih) aman, tapi waktu yang digunakan untuk memakai alat itu saja sama dengan waktu turun naik pohon kelapa,” kata Saifudin.

Baca juga: Hendak Menyadap Nira, Warga Lembata Tabrak Ular Sepanjang 3 Meter di Jalan Setapak

Saifudin masih menyadap lima hingga sembilan pohon kelapa setiap hari. Tidak libur. Rata-rata tingginya 10 meter satu pohon.

“Hasilnya 1-1,5 kilogram gula kelapa tiap hari,” kata Saifudin.

Ia menyadari risiko sebagai penderes. Namun, sebagai penyadap tetap akan berhati-hati saat memanjat tanpa alat keselamatan. Hal ini karena produksi nira bisa berlangsung lebih efektif dan efisien.

Ribuan petani

Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo melaporkan Kapanewon (kecamatan) Kokap penghasil gula kelapa terbesar di kabupaten ini. Produksi gula kelapa mencapai 60.171 ton di 2020.

Gula diperoleh dari lebih dari 2.100 tanaman menghasilkan untuk mendapatkan nira lalu diolah menjadi gula. Lebih dari 10.500 orang menggantungkan hidup dalam usaha menghasilkan gula kelapa ini.

Sebagai salah satu andalan, risiko juga besar. DPP punya jalan keluar untuk meminimalkan risiko kecelakaan kerja itu lewat penanaman 2.000 batang varietas genjah entok. Percontohannya berlangsung di Kalurahan Hargowilis, Kokap sejak 2020.

Pohon kelapa ini punya karakter batang lebih pendek dan dalam hal menghasilkan nira tidak kalah dengan banyaknya dengan varietas yang sudah ada.

Baca juga: Kisah Para Penyadap Nira dari Purbalingga, Bertaruh Nyawa di Pucuk Nyiur Tinggi hingga Bermimpi Punya Jaminan Sosial

Kepala Bidang Perkebunan DPP Kulon Progo, Heni Hernawati mengungkapkan, upaya ini bisa meminimalkan risiko tapi sekaligus mendorong regenerasi penderes.

“Meminimalkan risiko. Karena pohon yang sekarang pohon ada banyak puluhan meter,” kata Heni.

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kulon Progo, mencatat sudah ada 12 permohonan santunan bagi penderes yang jatuh dari pohon di Kulon Progo.

Permohonan itu diajukan keluarga penderes sepanjang satu semester di 2022 ini.

“Terdapat 12 orang sampai hari ini. Ini berdasar surat (permohonan) yang masuk,” kata Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Dinsos, Wahyu Budiarto.

Pemerintah menyediakan pengaman berupa santunan bagi para penderes. Nilainya Rp 15 juta bagi penderes yang mengalami lumpuh dan cacat tetap akibat pekerjaannya itu, Rp 5 juta bagi penderes yang meninggal dunia dan luka ringan – sedang.

Santunan diperoleh dari pos Belanja Tidak Terduga APBD setiap tahun ada. Santunan disediakan sebanyak Rp 315 juta.

“Pengajuan santunan melalui pemerintah kalurahan. Kami biasanya proses di akhir bulan,” kata Wahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Yogyakarta
Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Yogyakarta
YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

Yogyakarta
Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, 'Rasah Kesusu'

Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, "Rasah Kesusu"

Yogyakarta
Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Yogyakarta
Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Yogyakarta
PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Yogyakarta
Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Yogyakarta
May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com