Terutama Nur yang membutuhkan biaya cukup banyak untuk sekolah di jurusan Teknologi Informasi pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Pengasih.
Nur muda haus pada keingintahuan terkait dunia jaringan dan pemrograman. Di kelas satu, Nur sudah menarik kabel dan membuat jaringan komputer dari ruang guru.
Sementara teman sebayanya masih berkutat belajar install software dan merakit komputer.
Kelas dua, ia mendalami bahasa Inggris dari seorang native speaker asal Lithuania. Nur pula yang memperbaiki komputer si bule.
Sepanjang tiga tahun sekolah membutuhkan biaya banyak. Mulai dari ongkos pulang pergi sekolah, belajar program, beli disket, flashdisk, bahkan membuat program untuk tugas akhir.
Nyaris setiap hari nongkrong di warung internet (warnet) untuk belajar dari pengelola warnet, baik belajar jaringan kabel, berselancar berjam-jam di dunia maya untuk mengisi rasa haus dunia jaringan IT hingga belajar hacker.
Karena semua itu, kebutuhan biaya jadi bengkak.
“Simbok berutang. Sekolah kejuruan itu butuh biaya besar. Sementara orangtua tidak punya pekerjaan tetap. Saya kadang minta (untuk kebutuhan sekolah), biaya itu konsekuensi kesasar ke dunia komputer,” kata Nur.
“Biaya warnet empat lima jam. Sementara adik sekolah utang juga,” kata Nur.
Semua berlangsung sampai Nur lulus dan mengawali mencari pekerjaan.
“Sementara bekerja di perusahaan ISP (internet service provider) belum menghasilkan dan tidak bisa memberi (untuk orangtua dan keluarganya),” kata Nur.
Nur terus mencoba peruntungan. Ia bekerja di beberapa perusahaan ISP. Naik turun tower telekomunikasi. Bahkan demi memasang tower merantau ke Samarinda, Kalimantan Timur.
Nur selepas remaja masih jiwa pemberontak. Karenanya ia tak betah lama bekerja di satu usaha dan sering tidak cocok dengan pemilik usaha.
Perkenalan dengan seseorang bernama Samuel, orang Singapura berdarah Malaysia, mengubah masa depannya. Awalnya Nur bekerja freelance pada Samuel.
Pertemuan tahun 2014 itu terus berlanjut pada berbagai proyek IoT di beberapa negara, terutama Singapura.
Nur bekerja dari jauh, dipercaya mengontrol kebutuhan perangkat keras dan lunak, memastikan semua perangkat terpasang, lalu Nur mengendalikannya dari jauh. Ia mengendalikan secara remote.
Usaha Samuel maju. Nur bergabung dengan Samuel dalam perusahan Consap Pte Ltd dengan kantor pusat di Singapura.
Nur mendapat posisi sebagai engineering maintenance di perusahaan itu. Kini, ia bekerja jarak jauh mengelola lebih 50 server di berbagai negara.
Server itu untuk melayani perusahaan yang berlangganan pada perusahaan dan grupnya.
Bekerja di perusahan asing, Nur mengaku gajinya tidak lebih besar dari gaji PNS golongan 3A.
Namun, penghasilan itu masih mampu membiayai semuanya, termasuk membalas budi usaha kedua orangtua yang menyekolahkan dirinya.
Ia juga mengambil alih semua utang Sanikem. Utang bank beralih padanya. Nur jadi tulang punggung untuk menebus utang keluarga.
"Sampai sekarang pun (utang itu) belum lunas," kata Nur.
Tidak hanya itu. Nur mengubah suasana rumah, yang tadinya rumah suram karena berdinding gedhek atau anyaman bambu, kini berubah jadi rumah batako meski baru sebagian dan belum diplester dan cat.
Rumah mereka luasnya 56 meter persegi. Separuh sudah menjadi dinding batu batako.
Pembangunan rumah merupakan bantuan pemerintah bagi keluarga miskin lewat program BPSP dari Kementerian Pekerjaan Umum pada 2020.
“Uangnya ditambahi Nur. Kalau saya tidak mampu,” kata Sanikem.
Separuh dari rumah lama berupa kayu dan bambu masih tersisa seluas 30 meter persegi.
“Kadang adik (ketiga) minta sesuatu, saya beri. Tapi sekolah masih yang menanggung Simbok,” kata Nur.
Mereka semua tetap hidup di rumah sederhana. Sanikem tetap bekerja seperti sedia kala..
Keluarga ini menikmati hidup baru, semangat baru, melupakan pahit masa lalu, menatap masa depan. Nur masih berjuang sampai sekarang untuk kehidupan keluarganya. (Penulis Kontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua | Editor Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.