Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nurohman, Diam seperti Pengangguran, Bergerak Mengendalikan 50 Server di Berbagai Negara

Kompas.com - 25/06/2022, 14:01 WIB
David Oliver Purba

Editor

 

Terutama Nur yang membutuhkan biaya cukup banyak untuk sekolah di jurusan Teknologi Informasi pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Pengasih.

Nur muda haus pada keingintahuan terkait dunia jaringan dan pemrograman. Di kelas satu, Nur sudah menarik kabel dan membuat jaringan komputer dari ruang guru.

Sementara teman sebayanya masih berkutat belajar install software dan merakit komputer.

Kelas dua, ia mendalami bahasa Inggris dari seorang native speaker asal Lithuania. Nur pula yang memperbaiki komputer si bule.

Sepanjang tiga tahun sekolah membutuhkan biaya banyak. Mulai dari ongkos pulang pergi sekolah, belajar program, beli disket, flashdisk, bahkan membuat program untuk tugas akhir.

Nyaris setiap hari nongkrong di warung internet (warnet) untuk belajar dari pengelola warnet, baik belajar jaringan kabel, berselancar berjam-jam di dunia maya untuk mengisi rasa haus dunia jaringan IT hingga belajar hacker.

Karena semua itu, kebutuhan biaya jadi bengkak.

“Simbok berutang. Sekolah kejuruan itu butuh biaya besar. Sementara orangtua tidak punya pekerjaan tetap. Saya kadang minta (untuk kebutuhan sekolah), biaya itu konsekuensi kesasar ke dunia komputer,” kata Nur.

“Biaya warnet empat lima jam. Sementara adik sekolah utang juga,” kata Nur.

Semua berlangsung sampai Nur lulus dan mengawali mencari pekerjaan.

“Sementara bekerja di perusahaan ISP (internet service provider) belum menghasilkan dan tidak bisa memberi (untuk orangtua dan keluarganya),” kata Nur.

Nur terus mencoba peruntungan. Ia bekerja di beberapa perusahaan ISP. Naik turun tower telekomunikasi. Bahkan demi memasang tower merantau ke Samarinda, Kalimantan Timur.

Nur selepas remaja masih jiwa pemberontak. Karenanya ia tak betah lama bekerja di satu usaha dan sering tidak cocok dengan pemilik usaha.

Perkenalan dengan seseorang bernama Samuel, orang Singapura berdarah Malaysia, mengubah masa depannya. Awalnya Nur bekerja freelance pada Samuel.

Pertemuan tahun 2014 itu terus berlanjut pada berbagai proyek IoT di beberapa negara, terutama Singapura.

Nur bekerja dari jauh, dipercaya mengontrol kebutuhan perangkat keras dan lunak, memastikan semua perangkat terpasang, lalu Nur mengendalikannya dari jauh. Ia mengendalikan secara remote.

Usaha Samuel maju. Nur bergabung dengan Samuel dalam perusahan Consap Pte Ltd dengan kantor pusat di Singapura.

Nur mendapat posisi sebagai engineering maintenance di perusahaan itu. Kini, ia bekerja jarak jauh mengelola lebih 50 server di berbagai negara.

Server itu untuk melayani perusahaan yang berlangganan pada perusahaan dan grupnya.

Bekerja di perusahan asing, Nur mengaku gajinya tidak lebih besar dari gaji PNS golongan 3A.

Namun, penghasilan itu masih mampu membiayai semuanya, termasuk membalas budi usaha kedua orangtua yang menyekolahkan dirinya.

Ia juga mengambil alih semua utang Sanikem. Utang bank beralih padanya. Nur jadi tulang punggung untuk menebus utang keluarga.

"Sampai sekarang pun (utang itu) belum lunas," kata Nur.

Tidak hanya itu. Nur mengubah suasana rumah, yang tadinya rumah suram karena berdinding gedhek atau anyaman bambu, kini berubah jadi rumah batako meski baru sebagian dan belum diplester dan cat.

Rumah mereka luasnya 56 meter persegi. Separuh sudah menjadi dinding batu batako.

Pembangunan rumah merupakan bantuan pemerintah bagi keluarga miskin lewat program BPSP dari Kementerian Pekerjaan Umum pada 2020.

“Uangnya ditambahi Nur. Kalau saya tidak mampu,” kata Sanikem.

Separuh dari rumah lama berupa kayu dan bambu masih tersisa seluas 30 meter persegi.

“Kadang adik (ketiga) minta sesuatu, saya beri. Tapi sekolah masih yang menanggung Simbok,” kata Nur.

Mereka semua tetap hidup di rumah sederhana. Sanikem tetap bekerja seperti sedia kala..

Keluarga ini menikmati hidup baru, semangat baru, melupakan pahit masa lalu, menatap masa depan. Nur masih berjuang sampai sekarang untuk kehidupan keluarganya. (Penulis Kontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua | Editor Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Yogyakarta
Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Yogyakarta
May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

Yogyakarta
Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Yogyakarta
'May Day', Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

"May Day", Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Yogyakarta
Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Yogyakarta
Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com