Bata yang terbuat dari plastik ini berbentuk seperti puzzle, ada bagian yang menonjol untuk dipasangkan dengan bata yang menjorok ke dalam. Dengan mekanisme itu, penggunaan semen bisa diminimalkan.
"Plastik kan jenisnya beda-beda ada PE, PET, dan PP selain itu tebalnya juga beda. nah, itu kami lebur jadi satu dan kita terus berproses serta kolaborasi. Nah, yang menarik kita melakukan RnD ini tidak hanya dengan scientist tetapi dengan orang-orang yang dekat dengan materialnya," Jelas Nilu.
Nilu menyampaikan, Presiden Jerman sangat senang dalam kunjungannya ke JNM karena ini merupakan rintisan laboratorium masyarakat yang belum pernah ada sebelumnya.
"Ini jadi spesial juga karena ada di Yogya, mengingat Yogyakarta merupakan tuan rumah seniman-seniman," kata dia.
Kurator lainnya, Franziska Fennert menjelaskan, kunjungan kebudayaan Presiden Federasi Jerman ini sangat penting. Mengingat, proyek Monumen Antroposen merupakan hasil kerja sama Forum Upcycle Indonesia, Goethe-Institut Jakarta, dan Pemerintah Daerah Bawuran.
Baca juga: Candi Sari Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka
"Tentu ini menjadi penting untuk memperkuat hubungan kebudayaan Indonesia dengan Jerman, mengingat proyek ini terselenggara berkat Kerjasama dari beberapa lembaga yang mewakili dua negara ini," ujar Franziska Fennert.
Kepala Kelurahan Bawuran Made Supardiono menyambut baik proyek Monumen Antroposen. Made mengatakan, dengan adanya proyek ini, masyarakat bisa bekerja sama dengan para seniman untuk menangani masalah sampah di wilayah itu.
"Saya telah berkoordinasi sampai tingkat RT untuk menyelaraskan kebijakan Bantul bersih sampah 2025. Keberadaan Monumen Antroposen ini membuka harapan bagi pemanfaatan sampah juga harapan bagi masyarakat sekitar untuk dapat belajar mengolah sampah hingga dapat membantu memajukan perekonomian warga sekitar," ujarnya.
Proyek Monumen Antroposen merupakan konsep seni kolosal bersandar pada kesadaran manusia yang hidup di lingkungannya. Gagasan pembangunan monumen ini merupakan hasil dari perenungan nilai kebudayaan lokal yang dapat berpengaruh pada keharmonisan antar manusia, alam, dan Ilahi secara holistik.
Proyek Monumen Antroposen ini merupakan hasil gagasan dari Indonesian Upcycle Forum dan didukung penuh oleh Goethe-Institut Indonesia dan German Federal Foreign Office, yang harapannya dapat menjadi pusat budaya dan ekonomi kreatif yang mempromosikan ekonomi sirkular yang berbasis komunitas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.