Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datang ke Pasar Hewan, Pedagang di Gunung Kidul Diminta Pulang

Kompas.com - 03/06/2022, 11:05 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -Dinas Perdagangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan edukasi dan pemahaman kepada para pedagang yang masih nekat berjualan meski pasar hewan ditutup selama14 hari kedepan.

Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro mengatakan, sebanyak 11 pasar hewan ditutup sementara, mulai 2-14 Juni 2022.

"Penutupan dilakukan untuk penanggulangan dengan melaksanakan sterilisasi area pasar," kata Kelik saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon Jumat (3/6/2022).

Baca juga: Ratusan Sapi di Ponorogo Tertular PMK, Disebut Terinfeksi dari Wilayah Lain

Dia mengatakan seluruh pasar hewan diawasi agar tidak ada transaksi jual beli. Hal ini sebagai langkah untuk memutus mata rantai penyebaran PMK.

Pada hari Kamis (2/6/2022), pihaknya sempat meminta para pedagang untuk tidak berjualan di sekitar pasar Siyono Harjo. Hal ini lantaran sejumlah pedagang nekat datang meski pasar hewan ditutup sementara. 

"Kemarin karena ditutup, ada penjual yang datang di luar ya kita edukasi untuk meninggalkan pasar dulu karena bahaya virus PMK," kata Kelik.

Selama penutupan, pasar hewan akan selalu disemprot desinfektan untuk membunuh virus, apalagi beberapa waktu lalu sebelum ditutup sempat ditemukan suspek PMK di pasar Siyono Harjo.

Untuk hari ini bertepatan pasaran Kliwon dalam penanggalan jawa pasar hewan Munggi, Kapanewon Semanu yang seharusnya buka.

"Selalu kita jaga agar tidak ada transaksi dulu, dan selama penutupan kita rutin penyemprotan disinfektan," kata dia

"Untuk pasar Munggi pagi ini tidak ada pedagang. Kondusif," kata Kelik.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari penutupan pasar hewan hanya salah satu cara dalam penanggulangan wabah PMK. 

Pihaknya sosialisasi ke masyarakat dengan memberikan pemahaman terkait dengan PMK.

Wibawanti mengakui hewan ternak yang terjangkit PMK risiko kematiannya kecil hanya 5 persen dari kasus. Namun tetap perlu diwaspadai karena mberpengaruh terhadap berat badan hewan.

"Memang tidak mati, tapi bobotnya bisa berkurang seberat 20 kilogram per minggunya. Padahal, untuk menaikan satu kilo butuh perjuangan, makanya upaya pencegahan terus dilakukan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Pindah ke Sleman, Sering Lari Pagi dan Bersepeda

Ganjar Pindah ke Sleman, Sering Lari Pagi dan Bersepeda

Yogyakarta
Hilang di Sungai Oya Gunungkidul, Siswa SD Dicari Menggunakan Drone

Hilang di Sungai Oya Gunungkidul, Siswa SD Dicari Menggunakan Drone

Yogyakarta
30 Kilogram Bahan Petasan di Bantul Disita, 3 Orang Ditangkap

30 Kilogram Bahan Petasan di Bantul Disita, 3 Orang Ditangkap

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Yogyakarta
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Yogyakarta
Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta
Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com