Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sri Subekti, Rela Mengais Rongsokan demi Pendidikan Kedua Anaknya

Kompas.com - 11/05/2022, 12:25 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dalam kamar kos sederhana dengan ukuran 3 meter x 2 meter di daerah Sagan, Kota Yogyakarta Sri Subekti tinggal bersama dua orang anaknya Nisabela Putri (10) dan Idham Al Gozali (9).

Ibu 46 tahun ini sudah bangun dari tidurnya ketika Sang surya belum beranjak dari peraduanya untuk mempersiapkan kedua buah hatinya sekolah.

Pada hari pertama masuk sekolah setelah libur Lebaran, Nisabela Putri dan adiknya Idham Al Gozali mengenakan seragam putih merah.

Baca juga: Perjuangan RA Kartini Memajukan Ukiran Jepara

Sekitar 06.00 WIB, Sri memulai perjalananya mengantar kedua buah hatinya sembari mendorong gerobak kayu.

Nisabela Putri berjalan di samping gerobak sementara adiknya Idham Al Gozali duduk di atas gerobak.

"Dulu dua-duanya naik (di atas gerobak), karena saya sering pusing karena darah rendah, sekarang gantian (yang duduk diatas gerobak). Kakaknya (Nisabela Putri) jalan dulu terus gantian adiknya, tapi kalau badan saya fit, keduanya naik," ujar Sri Subekti saat ditemui di Jalan Affandi, Gejayan, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Senin (9/05/2022).

Jarak dari kos ke sekolah Nisabela Putri dan Idham Al Gozali lumayan jauh.

Beralaskan sandal jepit, Sri harus berjalan kaki sembari mendorong gerobak.

"Sekitar 40 menit jalan kaki dari kos ke sekolah. Sekolah di SD Muhammadiyah Kolombo," ungkapnya.

Baca juga: Cerita Warga dan Kondisi TPST Piyungan: Dari Cari Mainan di Tumpukan Sampah hingga Dijaga 24 Jam

Ibu ini harus mengeluarkan tenaga ekstra mendorong gerobaknya ketika melintasi jalanan yang sedikit menanjak.

Meski berat, Sri seakan tidak ingin menunjukan rasa lelahnya kepada kedua buah hatinya.

Sri Subekti memang meminta anaknya duduk di atas gerobak. Dia rela berkorban agar kedua buah hatinya tidak kelelahan dan bisa lebih konsentrasi saat menimba ilmu di sekolah.

"Ya biar anaknya tidak capek di sekolah, kasihan (kalau jalan kaki). Ya karena keadaan," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com