YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sedang berduka, maestro ketoprak yakni Bondan Nusantara berpulang pada Rabu (20/4/2022).
Semasa hidupnya Bondan dikenal sebagai seniman yang memiliki totalitas dalam mengembangkan seni ketoprak.
Bahkan sehari sebelum ajal menjemput, Bondan Nusantara masih menjadi pelatih ketoprak hingga malam hari. Bondan juga tidak pernah mengeluh sakit dengan keluarganya.
"Malam masih melatih teman-teman ketoprak di Panembahan sampai jam 21.00 WIB," kata Anak Pertama Bondan, Arcaya Manikotama ditemui di rumah duka di Kasongan, Bantul, Kamis (21/4/2022).
Baca juga: Aiptu Jailani, Sosok Polisi yang Dikenal Tegas oleh Warga Gresik Itu Telah Berpulang
Arcaya meyampaikan kemarin pagi ayahnya memiliki agenda rapat dengan Dewan Kebudayaan DIY, tetapi saat dibangunkan ternyata ayahnya itu sudah berpulang.
"Saat dibangunkan masih jawab pada pagi hari. Ibu itu tau aktivitas sampai subuh mungkin capek, karena bapak biasa tidur sampai siang kita bangunkan jam 2 ternyata sudah meninggal," ujar dia.
Arcaya bercerita ayahnya memiliki dedikasi tinggi pada seni ketoprak, pada umurnya yang ke-69 Bondan masih aktif melatih generasi muda untuk menjadi seorang seniman ketoprak.
Tujuannya hanya satu regenerasi seniman ketoprak dapat terus berjalan.
"Memang bapak itu sering sampai malam aktif sekali, masih terus semangat pengennya ketoprak ini punya regenerasi," ucap dia.
Baca juga: Pengemasan Isu Sosial dalam Waktu Indonesia Bagian Tengah, Karya Dua Seniman Muda Semarang
Berbagai upaya dilakukan Bondan Nusantara untuk menciptakan seniman-seniman baru di dunia ketoprak mulai dari melatih langsung Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), hingga membuat sebuah tontonan ketoprak bernama Sineprak.
"Ada Sineprak, bapak juga sering melatih ke SMKi melatih anak-anak usia SMA bibit-bibit Ketoprak," katanya.
Walau memiliki dedikasi tinggi di dunia ketoprak dan menginginkan adanya regenerasi, Bondan Nusantara tidak memaksa atau mengarahkan anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya.
"Bapak orangnya tegas, mendidik anaknya dengan cara demokratis bapak itu nggak mengharuskan anaknya di dunia kesenian tradisi. Komunikasi dengan ibu juga baik, sehari-hari seperti bapak pada umumnya," ungkapnya.
Dalam mendidik anaknya Bondan sering berpesan kepada anak-anaknya. Namun, ada dua pesan yang melekat pada diri Arcaya yakni pesan agar tidak takut jika benar dan bersungguh-sungguh jika meyukai sesuatu.
"Pesannya banyak, bapak itu mendidiknya itu nek koe bener ojo wedi (kalau kamu benar jangan takut) dan, nek kowe seneng ya lakokno sek tenanan (kalau kamu suka ya jalani dengan sungguh-sungguh)," katanya.
Baca juga: Seni Ketoprak: Asal-usul, Fungsi, dan Bedanya dengan Ludruk
Jenazah Bondan akan dikremasi pada siang ini sesuai dengan pesan yang sudah disampaikan sebelum dia meninggal dunia.
Pesan ini disampaikan dengan keluarga dengan cara bercanda.
"Ya bapak itu sudah pesen sama banyak orang, jadi sebelum bapak tindak (meninggal) sudah kaya pesen dengan bercandanya nanti kalau aku ra ono (tidak ada) kremasi wae (saja) ya. Sudah lama banyak yang sudah tahu," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.