YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Forum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar aksi demonstrasi di Titik Nol Kilometer Yogyakarta.
Dalam aksinya, mereka mengajukan 6 tuntutan kepada pemerintah.
Koordinator Umum Forum BEM DIY Abdullah Hariansyah menyampaikan aksi ini bentuk kekhawatiran mahasiswa karena melihat kondisi Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja.
Baca juga: Polisi Sebut Aksi Demo Ribuan Mahasiswa Tasikmalaya Sampai Duduki Gedung DPRD Berjalan Kondusif
"Tuntutan kami pertama, turunkan harga dan tindak tegas mafia minyak goreng. Dua turunkan harga BBM dan optimalkan subsidi dari relokasi APBN. Tiga, menuntut Presiden Joko Widodo untuk memberikan pernyataan tegas bahwa tidak akan wacana penundaan pemilu 2024. Ataupun perpanjangan masa jabatan 3 periode," katanya di Titik nol Kilometer, Kota Yogyakarta, Sabtu (9/4/2022).
Lanjut Abdullah, tuntutan keempat adalah meminta pemerintah menuntaskan konflik agraria dengan mengedepankan partisipasi masyarakat dan aspek kelestarian lingkungan.
Tuntutan kelima, mahasiswa menolak segala bentuk kebijakan yang berorientasi pada komersialisasi pendidikan
"Keenam tuntaskan kasus klitih hingga ke akar permasalahannya," kata Abdullah.
Saat ditanya soal apakah BEM DIY akan ikut dalam aksi demo pada tanggal 11 April mendatang di Jakarta, ia menyampaikan masih belum ada pembahasan terkait hal itu.
Tetapi, ia menegaskan dukungan terhadap aksi-aksi serupa di daerah maupun di Jakarta.
"Kami dari Yogyakarta dengan tema hari ini 'Jogjaberdering'. Bahwasanya menyerukan setiap daerah untuk melajutkan aksi untuk mengawal isu yang ada di Indonesia," kata dia.
Baca juga: Demo Sambut Jokowi Diwarnai Aksi Dorong, Mahasiswa Kecewa dan Sampaikan 3 Tuntutan
Salah satu perwakilan dari BEM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Muhammad Ibnu Rahmata mengatakan aksi ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terutama mahasiswa UMY.
"Kami duduk bersama di barisan pejuang untuk mementingkan kepentingan rakyat hari ini. Di mana harga pokok, harga sembako, BBM, dan wacana terutama penundaan pemilu dan perpanjangan presiden 3 periode itu yang menjadi fokus atau konsen yang kita hadirkan pada saat ini," jelas dia.
Menurut dia, keberpihakan pemerintah tidak lagi kepada rakyat maka mahasiswa harus turun dan hadir di tengah masyarakat, karena rakyat ataupun mahasiwa itu bagian dari masyarakat.
"Kalau diibaratkan mahasiswa adalah rakyat adalah ibu kandung mahasiswa. Misal ada permasalahan atau keresahan yang ada jadi mahasiswa garus turun dan ikut terlibat dari permasalahan ini," katanya.
Jika aksinya ini tidak efektif, pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan aksi serupa dan tidak berhenti pada aksi hari ini.
Ia berharap ke depan lebih banyak massa yang membuat aksi serupa.
"Gelombang masaa yang akan datang lebih banyak dan menjangkau masyarakat kecil ataupun masyarakat sipil yang terlibat dan meyuarakan aspirasi," jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.