Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER YOGYAKARTA] 3 Alat Peringatan Dini di Lereng Gunung Merapi Belum Berfungsi | Warga Mengaku Dipukul Pakai Kaca

Kompas.com - 07/04/2022, 05:36 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Tiga alat early warning system (EWS) atau peringatan dini yang ada di lereng Gunung Merapi belum bisa berfungsi.

Ketiga alat itu berad di Desa Banjarsari, Desa Srunen, dan Desa Tangkisan.

Selain tiga alat itu, ada satu alat yang hilang curi.

Sementara itu, seorang warga mengaku dipukul menggunakan kaca oleh pengendara motor.

Akibat kejadian itu, korban mengalami luka sobek di pipi.

Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait dengan kejadian itu.

Berikut populer Yogyakarta selengkapnya:

1. Tiga alat peringatan dini di Lereng Gunung Merapi belum berfungsi

Ilustrasi Gunung Merapi memuntahkan awan panas guguran (APG).Dok. BPPTKG Ilustrasi Gunung Merapi memuntahkan awan panas guguran (APG).

Kepala Seksi Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Joko Lelono mengatakan, alat yang belum berfungsi berada di Desa Banjarsari, Desa Srunen, dan Desa Tangkisan.

Ketiga desa itu, sambungnya, berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kata Joko, di Srunen, EWS ada dua. Satu EWS tidak berfungsi karena ampli dalam kondisi mati.

Sama halnya dengan EWS di Tangkisan juga tidak berfungsi karena ampli mati.

"Kalau yang Srunen untuk awan panas. Tapi Srunen ada dua, yang satu aktif siap untuk dibunyikan tapi yang satu itu yang statusnya ampli mati," kata Joko, Rabu (6/4/2022).

Baca juga: 3 Alat Peringatan Dini di Lereng Gunung Merapi Belum Berfungsi, 1 Hilang Dicuri

 

2. Warga Mengaku Dipukul Pakai Kaca

Sebuag unggahan seorang warga yang mengaku dipukul pengedara motor dengan kaca di Jalan Brawijaya atau ring road selatan, Kabupaten Bantul, Rabu (6/4/2022) dini hari sekitar pukul 01.30 WIB, viral di media sosial.

Akibat kejadian itu, korban mengalami luka sobek di pipi.

Terkait itu, Kapolsek Kasihanm Kompol Anton Nuhroho Wibowo mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan.

"Baru keterangan korban (soal dikepruk kaca). Nah saksi belum ada yang tahu jadi mungkin nunggu penyelidikan dulu ya," kata Anton saat dihubungi wartawan Rabu.

Pihaknya berharap masyarakat tidak menyimpulkan kasus ini sebagai aksi klitih. Sebab, polisi masih mendalami kasus ini kejahatan jalanan atau persoalan lain.

"Jangan mudah ngomong klitih karena belum rillnya seperti apa," kata Anton.

Baca juga: Viral Unggahan Korban Dipukul Pakai Kaca oleh Pengendara di Yogyakarta, Polisi: Jangan Mudah Ngomong Klitih

 

3. Walkot Yogyakarta sebut kejahatan jalanan muncul setelah pelonggaran kegiatan saat pandemi

Polisi saat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) peristiwa penganiayaan di Jalan Gedongkuning, Kota Yogyakarta yang menyebabkan siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Dafa Adzin Albasith meninggal dunia. Peristiwa penganiayaan ini terjadi pada Minggu (3/4/2022) dini hari (Foto Dokumentasi Humas Polda DIY)KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Polisi saat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) peristiwa penganiayaan di Jalan Gedongkuning, Kota Yogyakarta yang menyebabkan siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Dafa Adzin Albasith meninggal dunia. Peristiwa penganiayaan ini terjadi pada Minggu (3/4/2022) dini hari (Foto Dokumentasi Humas Polda DIY)

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyebut, kejahatan jalanan muncul saat pihaknya mulai melonggarkan aturan aktivitas atau kegiatan saat pandemi Covid-19.

"Ini sudah lama nggak ada selama pandemi hampir ga ada, muncul justru saat melonggarkan kegiatan," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Rabu (6/4/2022).

Heroe mengaku, untuk mencegah kejahatan jalan pihaknya sudah melakukan secara maksimal dengan mengaktifkan kampung panca terbit, lalu ada kampung ramah anak, ada juga tim yang dibentuk masyarakat yang berkoordinasi dengan kepolisian.

"Dari aspek pencegahan sudah maksimal, karakter-karakter yang muncul dalam klitih kita petakan apakah terkait dengan berkumpulnya anak-anak dalam masa pembelajaran," ungkapnya.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta: Kejahatan Jalanan Muncul Kembali Setelah Pelonggaran Kegiatan pada Masa Pandemi Covid-19

 

4. Disdikpora Bantul izinkan nama sekolah dicantumkan jika ada pelajar yang terlibat kejahatan

Ilustrasi sekolah tatap muka.KOMPAS.COM/GARRY LOTULUNG Ilustrasi sekolah tatap muka.

Kepala Disdikpora Bantul, Isdarmoko mengizinkan nama sekolah dicantumkan jika ada pelajar yang terlibat kejahatan.

"Ndak apa-apalah bagi saya, tetapi harus bener lho kecuali kalau keliru. Kalau memang datanya akurat bener gak apa-apa. Yang gak terima sekolahannya nanti konfirmasinya ke saya," kata Isdarmoko saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/4/2022).

Isdarmoko mengaku prihatin dengan kondisi akhir-akhir ini, di mana banyak kekerasan yang melibatkan pelajar.

Sealain itu, pihaknya juga mendukung langkah kepolisian untuk menindak tegas para pelaku kejahatan jalanan meski itu masih berstatus pelajar.

Baca juga: Pelajar Terlibat Kejahatan, Disdikpora Bantul Izinkan Nama Sekolah Dicantumkan

 

(Penulis : Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono, Wijaya Kusuma | Editor : Ardi Priyatno Utomo, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Yogyakarta
Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Yogyakarta
Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Yogyakarta
Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Latihan Bela Diri, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Latihan Bela Diri, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Yogyakarta
Sampah dari Sleman Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul, Begini Respons Sultan

Sampah dari Sleman Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul, Begini Respons Sultan

Yogyakarta
Jemaah Haji dari DI Yogyakarta Tetap Berangkat dari Bandara Adi Soemarmo Solo

Jemaah Haji dari DI Yogyakarta Tetap Berangkat dari Bandara Adi Soemarmo Solo

Yogyakarta
KPU Kota Yogyakarta Minta Caleg Terpilih Segera Lapor LHKPN agar Bisa Dilantik

KPU Kota Yogyakarta Minta Caleg Terpilih Segera Lapor LHKPN agar Bisa Dilantik

Yogyakarta
 Sampah dari Sleman Ketahuan Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul

Sampah dari Sleman Ketahuan Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul

Yogyakarta
3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Antisipasi Konvoi Kelulusan, Polres Bantul Siagakan Ratusan Personel, Tindakan Tegas Disiapkan

Antisipasi Konvoi Kelulusan, Polres Bantul Siagakan Ratusan Personel, Tindakan Tegas Disiapkan

Yogyakarta
Sakit, Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal Dunia

Sakit, Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal Dunia

Yogyakarta
Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com