WRC–YKAY ini pusat penyelamatan satwa dan sering jadi lokasi transit sementara bagi satwa hasil perdagangan ilegal, penyerahan masyarakat, hingga penyitaan.
Setelah sehat, satwa dipindahkan atau translokasi ke pusat rehabilitasi maupun diliarkan kembali.
Sebagai pusat penyelamatan, WRC juga melakukan stabilitasi kondisi fisik hingga perubahan perilaku.
“Termasuk di dalamnya ada langkah medis seperti pada beruang madu itu,” kata Irhamna.
Saat ini, beruang menunggu pemulihan yang diperkirakan tiga hingga lima hari sejak operasi. Setelah itu baru bisa dipulangkan ke Kalimantan.
“Pagi sudah mau makan, treatment obat masuk semua. Kemarin (Selasa) masih kesakitan, mungkin juga pengaruh obat bius,” kata Kapten Ape Warrior COP, Satria Wardhana.
“Tinggal pemulihan dan hasil tes rabies,” kata Satria.
Satria menceritakan, awalnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI menutup sebuah tempat konservasi di Madura pada awal Maret 2022 lalu.
Baca juga: Petugas Disnakertrans NTT Buru Perekrut 21 Calon Pekerja yang Akan Diberangkatkan ke Kaltim
Lembaga itu dinilai belum berizin.
“Semua dipulangkan, total sekitar 30 satwa,” kata Satria.
Pemulangan melibatkan sejumlah unit di kementerian maupun OPD dan banyak NGO. Pemulangan satwa hingga tiba pada habitatnya.
“Ini hal sangat baik, pemerintah menunjukkan perhatiannya karena benar-benar satwa dikembalikan ke habitat alamnya. Misal satwa asli Sumatera ya kembali ke Sumatera,” kata Satrio.
Dua dari 30 satwa di antaranya dipulangkan ke Kaltim, yakni orangutan dan beruang madu.
BKSDA Kalimantan Timur, di bawah KLHK, bekerja sama dengan COP untuk membantu proses evakuasi dari Sumenep lalu mengirimkannya ke Kalimantan.