Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Semarang, Pelaku Sempat Cek Google Maps untuk Lokasi Buang Jenazah

Kompas.com, 21 Maret 2022, 22:30 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Terungkap fakta dari peristiwa pembunuhan tenaga kesehatan (nakes) berinsial SK (32) dan penganiayaan yang menyebabkan MF (5) tewas.

Kedua korban yang merupakan ibu dan anak ini jenazahnya dibuang di bawah jembatan Tol Semarang-Bawen.

Dari hasil penyidikan, diketahui tersangka DC (31) sempat meletakan jenazah korbannya MF (5) di bagasi mobil selama satu hari sebelum dibuang di tol Semarang-Bawen KM 426. Selain itu, tersangka DC menggunakan google maps untuk mencari lokasi membuang jenazah MF.

Baca juga: Polda Jateng ke Sleman untuk Minta Keterangan Orangtua Korban Pembunuhan yang Jenazahnya Ditemukan di Tol Semarang

"Dalam satu hari itu untuk putranya (MF putra dari SK) itu sempat satu hari ditaruh di bagasi belakang (mobil milik DC)," ujar Ditreskrimum Polda Jateng, Kombes Pol Djuhandhani Rahardjo Puro usai meminta keterangan orangtua korban di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Senin (21/03/2022).

Djuhandhani berujar, MF tewas sekitar 19 Februari 2022. Satu hari di bagasi belakang mobil, pada 20 Februari 2022 malam DC membawa jenazah MF ke Tol Semarang-Bawen.

DC ini lantas membuang jenazah MF dari atas jembatan, tepatnya di tol Semarang-Bawen KM 426. "Dibuka semua bajunya, tidak pakai baju dibuang di KM 426," tuturnya.

Menurut Djuhandhani selama ikut tersangka, MF sempat disekap dan disiksa. Bahkan MF tidak diberi makan oleh DC hingga akhirnya tewas.

"Motifnya hasil pemeriksaan sementara karena tidak suka dengan anak ini sering rewel, nangis dan lain sebagainya. Sehingga dia menganiaya, walaupun di belakang didapatkan setelah itu dia disekap tidak dikasih makan akhirnya meninggal," tegasnya.

Pelaku DC lanjut Djuhandhani memiliki hubungan dekat dengan SK yang merupakan ibu MF. Kepada keluarga SK, DC mengaku sudah bercerai. Sehingga DC diterima oleh pihak keluarga SK.

Baca juga: 6 Fakta Pembunuhan Nakes dan Anaknya yang Jasadnya Dibuang di Tol Semarang

Selama ini tabiat DC tidak menunjukkan sebagai pelaku kriminal. Sehingga keluarga tidak menaruh curiga saat MF dibawa oleh DC.

"Ibu korban (ibu SK/nenek MF) sakit itu dia yang mengobati juga. Kemudian pura-pura sering menyuapi anak yang pertama dan segala macam sehingga keluarga ini sangat percaya ketika itu (MF) diambil dibawa ke Rembang walaupun sebenarnya pengakuan dibawa ke Semarang," urainya.

Sedangkan DC menganiaya ibu MF yakni SK (32) hingga meninggal dunia pada 7 Maret 2022. Tersangka kemudian membuang jenazah SK di Tol Semarang - Bawen Kilometer 425.

"Ada motif asmara karena cemburu dengan seseorang, (motif) kedua karena ditanya terus mana anak saya? Mana anak saya?. Dia tidak bisa memberikan jawaban karena anaknya sudah meninggal," tuturnya.

Djuhandhani mengungkapkan tersangka DC sempat melihat google map sebelum membuang jenazah MF. Merasa aksi pertamanya tidak diketahui, DC kemudian mengulangi dengan membuang jenazah SK tidak jauh dari lokasi pertama.

"Yang bersangkutan (tersangka DC) sebelumnya menggunakan Google Maps, tempat ini jauh dari permukiman akhirnya dibuang di situ untuk yang pertama. Kemudian setelah ibunya dibunuh, dia menjadikan pengalaman yang pertama oh di sana enggak ketahuan, diulang lagi ibunya dibuang di situ," pungkasnya.

Baca juga: Mobil Sedan Lancer Ini Dipakai Dony untuk Buang Jasad Ibu dan Anak di Tol Semarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau