Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER YOGYAKARTA] Pria Nekat Panjat Tower 20 Meter | Cerita Pedagang Saat Minyak Gorengnya Dibeli Jokowi

Kompas.com, 15 Maret 2022, 05:53 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Seorang pria asal Bantul, DI Yogyakarta, berinisial A, nekat memanjat tower dengan ketinggian 20 meter di Jalan Bhayangkara Ngupasan, Kecamaan Gondomanan, Kota Yogyakarta, Senin (14/3/2022) siang.

Pria itu nekat memanjat tower dengan ketinggian 20 meter, karena ajakannya untuk menikah ditolak sang pacar.

Sementara itu, seorang pedagang di Pasar Sentul, bernama Karsiatini (72), tak menyangka minyak gorengnya dibeli oleh Presiden Joko Widodo.

Saat membeli minyak gorengnya, Jokowi memberikan uang Rp 200.000 kepada Karsiatini.

Saat itu, Karsiatini hendak mengembalikan uangnya tersebut karena dianggap lebih. Namun, Jokowi memberikannnya.

Berikut populer Yogyakarta selengkapnya:

1. Pria nekat panjat tower 20 meter

A saat naik ke tower setinggi 20 meter. Foto ke 2 Kapolsek Gondomanan AKBP Abdul Jalil, Senin (14/3/2022)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO A saat naik ke tower setinggi 20 meter. Foto ke 2 Kapolsek Gondomanan AKBP Abdul Jalil, Senin (14/3/2022)

Kapolsek Gondomanan AKP Abdul Jalil mengatakan, alasan pria itu nekat menaiki tower karena pacarnya berinisial YT, menolak keinginannya untuk mengajak menikah.

"Setelah kita gali ke lapangan, gara-gara ceweknya diajak menikah enggak mau. Ini kejadian sudah kemarin," kata Jalil saat ditemui di Jalan Bhayangkara, Senin.

A, sambungnya, sengaja pergi ke Alun-alun Utara karena kekasihnya bekerja di sekitar kawasan tersebut.

"Jadi ke daerah ini sendirian. A sering nongkrong di Alun-alun Utara karena ceweknya kerja di sekitar Alun-alun Utara," ujarnya.

Baca juga: Ajakan Menikah Ditolak Pacar, Pemuda di Yogyakarta Nekat Panjat Tower 20 Meter

 

2. Cerita pedagang saat minyak gorengnya dibeli Jokowi

Karsiatini saat ditemui di Pasar Sentul tempatnya berjualan menceritakan kunjungan Jokowi, Senin (14/3/2022)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Karsiatini saat ditemui di Pasar Sentul tempatnya berjualan menceritakan kunjungan Jokowi, Senin (14/3/2022)

Karsiatini (72), pedagang di Pasar Sentul ini, tak meyangka minyak gorengnya dibeli oleh Jokowi.

Kata Karsiatini, awalnya Presiden Jokowi datang tanpa ada pengawalan dari kepolisian dan tiba-tiba memarkirkan mobilnya lalu berjalan masuk ke Pasar Sentul.

"Enggak ada pemberitahuan, enggak pakai polisi, enggak pakai mobil toet-toet (rotator) Saya juga enggak tahu. Jam 11 siang beli minyak tok, beli botol 2 curah 2. Total beli 4 liter," katanya saat diwawancarai di Pasar Sentul, pada Senin.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau