Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal Soal Dokter Terduga Teroris yang Tewas di Sukaharjo, Sering Gratiskan Pengobatan Pasien

Kompas.com - 11/03/2022, 08:52 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - SU (54), seorang dokter terduga teroris tewas setelah ditembak Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri di Sukoharjo, Jawa Tengah pada Rabu (9/3/2022).

Petugas terpaksa menindak tegas SU karena mencoba kabur dan melawan saat ditangkap.

Peristiwa tersebut terjadi saat Densus 88 menggebek rumah Sang Dokter di Desa Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo pada Rabu malam sekitar pukul 21.00 WIB.

Sebelum ditembak, SU mencoba melarikan diri dengan mobil dan menabrak pagar rumah warga di Kelurahan Sugihan, Kecamatan Bendosasri.

Baca juga: Sederet Fakta Densus 88 Tembak Mati Terduga Teroris di Sukoharjo, Berprofesi Dokter dan Diduga Anggota JI

Dan berikut 5 hal soal sosok SU yang dirangkum Kompas.com:

1. Sering gratiskan pasien

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo dr Arif Budi Satria membenarkan bahwa terduga teroris SU selama ini berprofesi sebagai dokter dan praktik di rumahnya di Gayam, Kecamatan Sukoharjo.

"Betul, beliau dokter umum masih aktif," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Kamis (10/3/2022).

Ia mengatakan dokter SU sering melakukan kegiatan sosial dan mengobati pasien secara gratis.

"Beliau berpraktik untuk sosial, banyak yang digratiskan oleh beliau," kata dia memeberkan.

Baca juga: Jenazah Terduga Teroris di Sukoharjo Dimakamkan Malam Ini di TPU Muslim Polokarto

Meski membenarkan profesi SU, Arif mengaku tak mengenal sosok S secara personal. Dirinya mengatakan jarang bertemu dengan SU yang juga anggota IDI Sukoharjo.

"Kami jarang ketemu, tetapi sebagai sesama anggota IDI tentu tahu, karena beliau kan kalau mengurus surat izin praktek ke kami," aku dia.

Di sisi lain ia ikut berbelasungkawa terkait peristiwa tersebut.

"Kami prihatin karena yang diblow up dokternya, padahal mengenai kegiatan perilaku masing-masing kan bukan berbasis profesi, tapi lebih ke pribadi. Jadi kami prihatin," jelas dia.

Baca juga: Terduga Teroris di Sukoharjo Tewas Saat Akan Ditangkap Densus 88, Ini Faktanya

 

2. Ketua RT sebut tempat praktik sepi

Ketua RT 3 RW 7, Bambang Pujiana,KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Ketua RT 3 RW 7, Bambang Pujiana,
Ketua RT Bambang Pujiana Eka Warsono membenarkan jika SU berprofesi sebagai dokter dan membuka prkatik di rumah.

Di bagian jendela rumah yang berpagar putih tersebut tertempel plakat bertuliskan nama Dokter SU. Di bawahnya tercantum jam praktek dirinya yakni pukul 06.00-08.00 dan 17.00-20.00.

Sepanjang membuka praktek medis, Bambang sendiri juga tak pernah menyaksikan praktek S ramai.

"Kalau saya lewat ya tidak ramai, sepi artinya tidak ada banyak pasien," katanya.

Tak hanya itu, Bambang mengatakan sosok dokter SU jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.

"Semenjak saya megang Ketua RT dari 2019 itu saya mengadakan pertemuan kegiatan warga dia tidak pernah ada, tidak pernah datang, tidak pernah sosialisasi," ungkapnya heran.

Baca juga: Sosok Terduga Teroris di Sukoharjo yang Tewas Saat Akan Ditangkap Densus 88: Dikenal Baik dan Aktif Berorganisasi

3. Berjalan dengan tongkat bantu

Bambang mengatakan selama tinggal di kawasan tersebut tak pernah bertegur sapa atau mengobrol dengan SU.

Hingga ia pun tak pernah menyakan alasan yang bersangkutan tak bersosialisasi dengan warga.

Ia juga menjelaskan dokter bertubuh gempal tersebut menggunakan tongkat bantu saat berjalan karena kakinya pernah mengalami kecelakaan.

Baca juga: Kesaksian Warga Saat Terduga Teroris Sukoharjo Tabrak Rumahnya dengan Mobil, lalu Tewas oleh Densus 88

Bahkan Bambang menyebut jika SU tak tak pernah membayar iuran sampah Rp 25.000 per bulan.

"Tidak sama sekali, boleh dicek di bendahara saya, kalau yang namanya pak SU itu tidak pernah iuran. Padahal iuran di tempat saya cuma Rp 25.000 per bulan," katanya.

Hanya saja ia beberapa lagi berpapasan dengan SU saat ke masjid.

"Biasanya kalau saya ketemu itu pas maghrib sama isya. Itu aja kadang tidak ketemu, ya tidak rutin, ya cuma pernah salat disitu," jelas dia.

Baca juga: Kabur Saat Akan Ditangkap, Terduga Teroris di Sukoharjo Tewas Ditembak, Begini Kronologinya

 

4. Keluarga bantah tudingan terorisme

Suasana Kedatangan Jenazah Terduga Teroris SU di Rumah Duka Sukoharjo, Kamis (10/3/2022)KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Suasana Kedatangan Jenazah Terduga Teroris SU di Rumah Duka Sukoharjo, Kamis (10/3/2022)
Perwakilan keluarga yang juga Sekretaris The Islamic Study and Action Center (ISAC) Surakarta, Endro Sudarsono membantah pernyataan polisi yang menyebut dokter SU terlibat kasus terorisme.

"Sekali lagi pesan dari keluarga, keluarga sedikit pun tidak meyakini kalau pak S itu terlibat kasus terorisme," terang dia rumah duka, Kamis (10/3/2022).

Selain itu, keluarga turut menyayangkan adanya tindak kekerasan yang dilakukan kepolisian hingga membuat S meregang nyawa.

"Yang jelas kita menyayangkan sikap penegakan hukum yang kemudian ada sebuah kekerasan apalagi tembak mati," terang dia.

Baca juga: Terduga Teroris di Sukoharjo Tewas Saat Ditangkap, Sempat Coba Melarikan Diri

"Mestinya ada upaya paksa, atau upaya hukum yang sifatnya melumpuhkan, bukan mematikan," tambah dia.

Terkait kekecewaanya, keluarga masih belum akan menempuh jalur hukum karena masih berkabung dan fokus memakamkan S.

"Proses hukum sudah ada yang mendekati kami, cuma belum kami sampaikan kepada pihak keluarga, tak etis masih berkabung," jelas dia.

Baca juga: Polri Ungkap Terduga Teroris di Jateng yang Tewas saat Ditangkap Berprofesi Sebagai Dokter

5. Jenazah langsung dimakamkan

Suasana Kedatangan Jenazah Terduga Teroris SU di Rumah Duka Sukoharjo, Kamis (10/3/2022)KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Suasana Kedatangan Jenazah Terduga Teroris SU di Rumah Duka Sukoharjo, Kamis (10/3/2022)
Jenazah dokter SU lagsung dimakamkan pada Kamis (10/3/2022) setelah disemayamkan di rumah duka di Kleurahan Gayam, Kecamatan/Kabupaten Sukoharho.

Jenazah tiba di rumah duka pada Kamis sore sekitar pukul 16.43 WIB. Pekikan takbir dari sempat menggema saat menggotong peti jenazah memasuki kediaman S.

Dari teras rumah sempat ada penolakan saat awak media berusaha mengambil foto.

"Jangan difoto, hapus semua fotonya," kata salah seorang pria yang membawa kertas bertuliskan 'Dilarang memfoto/memotret'.

Baca juga: Terduga Teroris yang Tewas Saat Ditangkap Densus 88 Ternyata Seorang Dokter

Selepas itu, perwakilan keluarga yakni Endro Sudarsono mengatakan bahwa S dimakamkan pada Kamis malam setelah waktu Isya.

Menurut Endro yang juga Sekretaris The Islamic Study and Action Center (ISAC) Surakarta, sosok S dimakamkan di pemakaman muslim Polokarto.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis : Fristin Intan Sulistyowati | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribun Solo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Yogyakarta
Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Yogyakarta
May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

Yogyakarta
Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Yogyakarta
'May Day', Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

"May Day", Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Yogyakarta
Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Yogyakarta
Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Yogyakarta
Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Yogyakarta
Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Yogyakarta
Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah 'Move On'

Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah "Move On"

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com