Walau pemerintah Belanda menawarkan berbagai posisi, namun Sosrokartono menolak sehingga sempat di cap sebagai pemberontak dan diawasi dengan ketat.
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (3/1/2009), Sosrokartono tak mau terlibat lebih dalam dalam berbagai aktifitas politik, dan kemudian memilih untuk menjalani kehidupan spiritual.
Sosrokartono memiliki bebrapa wejangan yang disebul sebagai "Ilmu Kantong Bolong" yang terkait dengan hal keduniawian.
Isinya antara lain beberapa filsafat seperti sugih tanpa banda, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake (kaya tanpa harta, sakti tanpa azimat, menyerbu tanpa pasukan, menang tanpa merendahkan).
Selain itu ada pula ajaran "Alif" sebagai pusat kekuatan ilahi dalam sebuah laku spiritual untuk menebar cinta dan nilai-nilai kemanusiaan.
Sumber:
museumpendidikannasional.upi.edu
etheses.uin-malang.ac.id
entertainment.kompas.com