Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grojogan Watu Purbo, Air Terjun Bertingkat Enam Penahan Aliran Erupsi Merapi

Kompas.com - 15/02/2022, 14:35 WIB
Puspasari Setyaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Yogyakarta memang tidak pernah kehabisan spot wisata menarik untuk memanjakan wisatawan.

Salah satunya adalah pesona air terjun bertingkat enam yang dikenal dengan sebutan Grojogan Watu Purbo di kaki Gunung Merapi.

Baca juga: 7 Mal Yogyakarta yang Bisa Dijadikan Tempat Belanja Wisatawan

Grojogan Watu Purbo Bangunrejo, air terjun viral di Yogyakarta.SHUTTERSTOCK Grojogan Watu Purbo Bangunrejo, air terjun viral di Yogyakarta.

 

Air terjun yang berlokasi di Bangunrejo, Tempel, Sleman ini sempat viral sebagai spot foto Instagramable karena pemandangannya yang indah.

Merupakan Bangunan Penahan Lahar Dingin

Grojogan Watu Purbo merupakan air terjun buatan yang semula berfungsi untuk mengatasi dampak erupsi Gunung Merapi.

Baca juga: 7 Tempat Wisata Romantis di Yogyakarta Terdekat dari Pusat Kota

Hal ini karena aliran air di Grojogan Watu Purbo memang berasal dari Kali Krasak dan Kali Bebeng.

Baca juga: Dulunya Permukiman Kumuh, Kawasan Ini Jadi Spot Wisata Baru Yogyakarta

Kedua sungai tersebut diketahui seringkali terdampak aliran lahar dingin Gunung Merapi pasca erupsi.

Pemerintah kemudian membangun dam atau sabo untuk menahan aliran lahar di lokasi ini pada tahun 1957.

Enam tingkat air terjun yang dilihat merupakan bentukan sabo penahan aliran lahar, sementara batu besar di sekitarnya merupakan material batuan alami.

Baru pada tahun 2017 lokasi ini mulai dikelola menjadi tempat wisata oleh Pokdarwis

Bangunrejo setelah banyak wisatawan datang untuk menikmati keindahannya.

Tarif Masuk dan Jam Buka Grojogan Watu Purbo

Aktivitas wisatawan di air terjun yang viral.SHUTTERSTOCK Aktivitas wisatawan di air terjun yang viral.

Objek wisata ini bisa menjadi pilihan wisata murah di Yogyakarta karena wisatawan tidak dikenakan tarif retribusi.

Wisatawan hanya dikenakan tarif parkir saja, yaitu mulai dari Rp 5.000 untuk motor, Rp 10.000 untuk mobil, hingga Rp 30.000 untuk bus kecil.

Grojogan Watu Purbo buka setiap hari pukul 06.00-18.00 WIB atau sesuai dengan kebijakan pengelola terkait pandemi dan cuaca.

Daya Tarik Grojogan Watu Purbo

Objek wisata alam di Yogyakarta ini memiliki daya tarik utama dari keindahan enam tingkat air terjunnya.

Apalagi pemandangan Grojogan Watu Purbo tersebut dibingkai dengan hijaunya pepohonan di sekitarnya.

Selain berfoto dengan latar belakang air terjun, wisatawan juga ada yang mencoba menyusun bebatuan kecil di bagian bawah aliran sungainya.

Jadi jangan heran jika menemukan beberapa susunan batu di sekitar Grojogan Watu Purbo yang disusun oleh wisatawan yang berkunjung sebelumnya.

Bagi yang suka berkemah, tersedia juga zona khusus yang disediakan oleh pengelola tidak jauh dari lokasi air terjun, di sekitar tempat parkir.

Waktu Terbaik untuk Berkunjung

Debit air di Grojogan Watu Purbo sangat dipengaruhi oleh musim dan cuaca di puncak gunung.

Jika musim kemarau, debit air di lokasi ini sangat kecil sehingga keindahannya tidak muncul.

Oleh karena itu, wisatawan disarankan untuk berkunjung saat musim hujan saat debit airnya melimpah.

Walau begitu, warna airnya bisa berubah jika di puncak gunung tengah hujan karena alirannya akan membawa serta material tanah dan pasir.

Wisatawan juga disarankan untuk menghindari area air apabila tengah terjadi hujan deras karena debitnya bisa meningkat secara tiba-tiba dan berbahaya.

Sumber:
bob.kemenparekraf.go.id 
travel.kompas.com 
jogja.tribunnews.com 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Pedagang Pasar Terban Keluhkan Pelanggan Menurun Sejak Pindah ke Shelter

Pedagang Pasar Terban Keluhkan Pelanggan Menurun Sejak Pindah ke Shelter

Yogyakarta
Golkar dan PDI-P Buka Peluang Koalisi di Pilkada Sleman dan Kulon Progo

Golkar dan PDI-P Buka Peluang Koalisi di Pilkada Sleman dan Kulon Progo

Yogyakarta
Bupati Petahana Bantul Abdul Halim Ambil Formulir Pilkada PDI-P dan Golkar

Bupati Petahana Bantul Abdul Halim Ambil Formulir Pilkada PDI-P dan Golkar

Yogyakarta
Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Yogyakarta
Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Yogyakarta
Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Yogyakarta
Singgih Raharjo Terancam Gagal Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui Golkar

Singgih Raharjo Terancam Gagal Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui Golkar

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelaku UMKM Wajib Urus Sertifikasi Halal Sebelum 18 Oktober, Sanksi Tunggu Regulasi

Pelaku UMKM Wajib Urus Sertifikasi Halal Sebelum 18 Oktober, Sanksi Tunggu Regulasi

Yogyakarta
Kecelakaan Bus Wisatawan di Bantul, Uji KIR Mati Sejak 2020

Kecelakaan Bus Wisatawan di Bantul, Uji KIR Mati Sejak 2020

Yogyakarta
Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen

Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen

Yogyakarta
Gempa Pacitan Dirasakan Warga Gunungkidul dan Bantul

Gempa Pacitan Dirasakan Warga Gunungkidul dan Bantul

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com