Sepeda motor tersebut dikendarai dua orang yang berboncengan dan memepet dari sebelah kiri.
"Ada motor mepet di kiri aku 2 orang, tangan aku langsung dipegang karena aku panik aku keluar kata kasar langsung tancap gas lewat lewat jalur cepat biar bisa nyalip mobil karena aku pikir mau dibegal," tuturnya.
Pipoy mengaku terus memacu sepeda motornya dengan kencang karena takut diikuti. Saat itu dia belum menyadari jika tangan kirinya mengalami dua luka sayatan.
"Belum sadar tangan kiri luka, sadar pas di kosan kok perih pas dilihat ternyata sudah sobek jaket aku dan luka," urainya.
Baca juga: Polisi Tangkap 4 Pelaku Klitih di Yogyakarta, Motifnya Dendam
Perempuan berusia 24 tahun ini melihat kendaraan yang dikendarai dua orang berboncengan tersebut jenis matic.
Namun, dia tidak memperhatikan pelat nomor kendaraan yang digunakan oleh mereka.
"Motor matic yang baru, warna nggak tahu karena saya panik," tandasnya.
Terkait peristiwa yang dialaminya, Pipoy mengaku belum memiliki rencana untuk membuat laporan ke polisi.
"Enggak, soalnya enggak tahu pelat motornya dan lain-lain. Emang niat cerita aja di Twitter," ungkapnya.
Sementara itu, Kapolres Sleman AKBP Wachyu Tri Budi saat dikonfirmasi mengatakan akan menyelidiki peristiwa yang diunggah di media sosial Twitter tersebut.
"Kami tetap akan menyelidiki ya," ungkapnya.
Guna mencegah kejahatan jalanan Polres Sleman akan lebih meningkatkan patroli. Termasuk kegiatan pembinaan dan edukasi ke masyarakat.
"Termasuk kita meningkatkan kegiatan-kegiatan sifatnya preventif, baik patroli walaupun sudah meningkat akan terus kita tingkatkan lagi. Kegiatan-kegiatan yang sifatnya pembinaan, edukasi kepada masyarakat dan inteligen akan kita tingkatkan," tegasnya.
Baca juga: Di Wisuda UNU Yogya, Mensesneg: Generasi Muda Harus Update Hal Baru
Wahcyu menuturkan sampai saat ini korban belum membuat laporan Polisi. Wahcyu mempersilahkan korban untuk membuat laporan.
"Ya monggo saja silahkan (korban) melapor, silahkan saja," tandasnya.
Selain itu, Wachyu meminta agar masyarakat tidak langsung menyimpulkan peristiwa tersebut sebagai aksi klitih. Sehingga membuat masyarakat resah.
"Yang jelas jangan sampai ada statment-statment liar yang membuat masyarakat semakin resah," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.